London (ANTARA) - Kalangan investor AS menyatakan cemas bahwa Pemerintah China akan melakukan pembalasan atau menarik kembali pembelian teknologi Amerika setelah kebijakan Presiden AS yang melarang investasi sejumlah bidang teknologi AS di China.

Dengan tujuan melindungi keamanan nasional dan mencegah modal serta keahlian AS untuk membantu modernisasi militer China, Biden pekan ini mengeluarkan keputusan presiden guna melarang investasi baru AS di China dalam teknologi sensitif termasuk cip komputer, serta meregulasi bidang teknologi lainnya.

Investor AS  awalnya tidak terpengaruh, sembari mengatakan bahwa pembatasan tersebut lebih terbatas daripada yang ditakuti dan tidak mungkin meluas ke investasi pasif di saham publik China.

Namun, beberapa manajer portofolio mengatakan kekhawatiran yang lebih besar adalah apakah China akan melakukan serangan balik, seperti yang terjadi pada masa lalu.

"Ini banyak tergantung kepada bagaimana China memutuskan untuk bereaksi terhadap hal itu. Perang teknologi paling signifikan di antara negara-negara adalah sebuah negatif besar, dan pemerintah tampaknya berupaya melakukan pengumuman yang tidak terlalu menimbulkan gejolak dengan China," kata Rick Meller, mitra di Cherry Lane Investments di New Jersey.

iShares MSCI China Exchange Traded Fund, salah satu ETF atau Dana Pertukaran Dagang (DPD) terbesar dari perusahaan yang berbasis di China yang terdaftar di AS, ditutup naik 0,7 persen pada hari Kamis, sementara Wall Street lainnya ditutup datar.

Untuk menanggapi keputusan presiden dari Biden, kementerian perdagangan China menyatakan "sangat prihatin" serta berhak untuk melakukan langkah balasan.

Beberapa analis China menyatakan pilihan Beijing terbatas dan tampaknya tidak akan meningkatkan permasalahan tersebut. Namun, analis lainnya menyatakan pandangan itu terlalu optimistis.

China pada Mei menargetkan pembuat cip AS, Micron Technology, setelah Washington menerapkan serangkaian pengendalian ekspor terhadap komponen dan peralatan pembuatan cip Amerika di China.

AS telah menuduh Beijing menghukum perusahaan AS lainnya di tengah meningkatnya ketegangan antara dua kekuatan ekonomi global itu.

"Adalah naif bila berpikir tidak akan ada semacam pembalasan dari China," kata Tom Plump, CEO reksa dana Plumb Funds.

China dapat melarang ekspor mineral langka yang digunakan di dalam pembuatan barang elektronik sehari-hari, kendaraan elektronik, dan komponen lainnya, atau menargetkan perusahaan teknologi AS lainnya, kata Plumb.

Kalangan yang keras terhadap China di Washington menyatakan investor Amerika telah mengalihkan modal dan pengetahuan berharga ke perusahaan teknologi China yang dapat membantu memajukan kemampuan militer Beijing.

Beijing sendiri juga telah berupaya mencapai kemandirian dalam pertikaian teknologi yang semakin intensif, yang dapat membendung pula aliran modal ke perusahaan dan pasar AS.

"Ini jelas akan menempatkan China pada posisi di mana mereka akan mencoba mengurangi ketergantungan mereka pada perusahaan AS mana pun untuk tingkat teknologi yang lebih tinggi," kata Plumb.

Investor ekuitas swasta dan modal ventura AS, yang telah menarik diri dari China, kemungkinan akan tidak melakukan apa-apa sembari menunggu kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana aturan tersebut akan diterapkan, menurut laporan Reuters pada Rabu.

Beberapa investor portofolio juga mengurangi eksposur mereka ke China.

Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa pelajari langkah AS larang investasi teknologi di China
Baca juga: Biden larang AS investasi cip komputer di China
Baca juga: AS perpanjang larangan investasi di perusahaan terkait militer China

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2023