Maalaea, Hawaii (ANTARA) - Otoritas Hawaii pada Jumat masih terus mempelajari penyebab kebakaran hutan di daerah resor Lahiana di Pulau Maui yang terjadi begitu cepat dengan peringatan dini yang minim yang telah memakan korban 59 orang dan jumlah tersebut bisa bertambah.

Jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah karena tim penyelamat masih terus menyisir puing-puing kota yang hangus terbakar dengan bantuan anjing pelacak, setelah api menghanguskan 1.000 bangunan dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Menurut pejabat setempat, apa yang terjadi di Hawaii tersebut merupakan bencana alam terburuk sepanjang sejarah negara bagian Amerika Serikat itu.

Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan kepada CNN bahwa setidaknya 59 orang ditemukan tewas, bertambah dari jumlah 55 orang sehari sebelumnya.

"Hampir dipastikan korban akan bertambah. Kami belum tahu berapa korban lagi yang akan ditemukan," kata Green.

Tiga hari sejak bencana tersebut terjadi, masih belum diketahui secara pasti apakah warga sudah menerima peringatan dini sebelum api melalap rumah mereka.

Pulau tersebut sebenarnya mempunyai fasilitas sirene untuk memberikan peringatan jika terjadi bencana alam dan ancaman dalam bentuk lain, tetapi tidak berbunyi selama terjadinya kebakaran.

Para pejabat setempat tidak menjelaskan secara detil bentuk peringatan yang telah diberikan, apakah disampaikan melalui pesan singkat, surat elektronik atau panggilan telpon.

Bradford Ventura, Kepala Pemadam Kebakaran Maui melalui keterangan pers pada Kamis mengatakan bahwa kecepatan api menjalar membuat "hampir mustahil" bagi petugas untuk berkomunikasi dengan pejabat di badan kedaruratan, yang biasanya memberikan perintah langsung.

Menurut Ventura, layanan telpon seluler saat itu juga tidak berfungsi.

"Mereka bisa melakukan evakuasi mandiri setelah mendapatkan pesan singkat," kata Ventura, merujuk warga tempat api pertama kali berkobar.

Bencana dimulai tepat tengah malam pada Selasa ketika ada laporan kebakaran hutan di Kota Kula, sekitar 56km dari Lahaina. Hanya berselang lima jam kemudian pada pagi harinya, aliran listrik di Lahaina terputus, demikian menurut laporan warga.

Melalui unggahan pada pagi hari di Facebook, Maui County mengatakan bahwa kebakaran di Kula telah melahap ratusan hektar padang rumput, tapi hanya 1,2 hektar kebakaran hutan yang muncul di Lahaina yang berhasil diatasi.

Pada sore hari, situasi menjadi sangat mengerikan. Sekitar pukul 15:30 waktu setempat, menurut keterangan pemerintah lokal, kebakaran di Lahaina semakin mengganas.

Sebagian warga mulai mengungsi, sementara yang lain termasuk tamu hotel yang berlokasi di bagian barat kota, diperintahkan untuk membuat perlindungan.

Pada jam-jam berikutnya, petugas baru memulai mengeluarkan perintah evakuasi melalui Facebook, sementara api sudah menjalar ke kota.

Beberapa saksi mata mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan banyak peringatan sebelumnya dan menggambarkan kengerian ketika kobaran api menghanguskan Lahaina hanya dalam hitungan menit.

Beberapa orang bahkan kemudian terpaksa menceburkan diri ke Samudera Pasifik untuk menyelamatkan diri.

Situasi menjadi semakin parah karena evakuasi di Lahaina diperumit oleh kondisi pantai yang berada di sebelah perbukitan sehingga hanya ada dua jalan untuk keluar, kata Andrew Rumbach, spesialis iklim dan komunitas di Institut Perkotaan di Washington.

"Ini menjadi skenario ibarat mimpi buruk," kata Rumbach, mantan profesor tata kota di University of Hawaii.

"Api yang bergerak cepat di tempat padat penduduk dengan komunikasi yang sulit, dan tidak banyak pilihan yang untuk melakukan evakuasi."

Pulau Maui memiliki enam tempat penampungan bagi mereka yang terpaksa mengungsi dan menurut rencana, mereka yang kehilangan rumah akan ditempatkan di hotel atau properti yang disewakan untuk wisatawan.

Menurut pejabat lokal, warga Lahaina diperolehkan untuk memeriksa kondisi rumah mereka pada Jumat sore tapi mulai pukul 22.00 akan diberlakukan jam malam. Sebagian besar Maui bagian barat masih tanpa listrik dan air.

Kebakaran hutan di Maui merupakan bencana terakhir yang melanda dunia sepanjang musim panas tahun ini. Kebakaran hutan juga membuat puluhan ribu mengungsi di Yunani, Spanyol, Portugal dan beberapa kawasan lain di Eropa.

Sementara di Kanada barat, asap pekat akibat kebakaran hutan juga menyelimuti bagian barat tengah dan Pantai Timur AS.

Sumber: Reuters

Baca juga: Biden setujui deklarasi bencana Hawai akibat kebakaran hutan dahsyat
Baca juga: Hawai umumkan keadaan darurat akibat kebakaran hutan

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Arie Novarina
COPYRIGHT © ANTARA 2023