Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) Edimon Ginting memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 akan mencapai 6,4 persen, yang didukung oleh konsumsi swasta dan peningkatan investasi.

"Proyeksi ini mengasumsikan konsumsi swasta akan menguat pada 2013, yang dipicu oleh meningkatnya lapangan pekerjaan, upah minimum rata-rata dan gaji pegawai negeri," ujarnya dalam pemaparan laporan ekonomi tahunan ADB di Jakarta, Selasa.

Edimon menjelaskan Indonesia juga mampu mempertahankan kondisi ketahanan ekonominya dan tren konsumsi tersebut makin meningkat menjelang pemilihan umum pada 2014.

"Pembelanjaan yang meningkat menjelang pemilihan umum legislatif dan presiden pada 2014, diprediksi akan mulai berkontribusi pada peningkatan konsumsi mulai paruh kedua 2013," katanya.

Selain itu, investasi swasta maupun pemerintah juga menunjukkan ekspansi sehat, yang ditandai dengan peningkatan peringkat kredit dari lembaga pemeringkat internasional, penurunan suku bunga, peningkatan alokasi anggaran bagi infrastruktur dan rekor pertumbuhan ekonomi yang kuat.

"Indonesia masih menjadi daerah tujuan FDI terbaik ke tiga setelah China dan India, investor tidak mempermasalahkan efek pemilihan umum yang lebih berdampak jangka pendek," katanya.

Edimon menambahkan pertumbuhan yang relatif stabil tersebut juga disebabkan adanya peningkatan kinerja sektor ekspor pada 2013 yang didorong oleh penguatan pertumbuhan di China dan negara-negara lain.

"Kami memproyeksikan ekspor akan terus meningkat pada 2014, karena semakin membaiknya peluang pertumbuhan di negara-negara industri lain," ujar Deputi Direktur Wilayah ADB untuk Indonesia ini.

Menurut dia, membaiknya kondisi tersebut akan berlangsung hingga tahun depan, sehingga pertumbuhan ekonomi 2014 diprediksi akan lebih tinggi dari tahun ini dan mencapai angka 6,6 persen.

Sementara, tingkat inflasi rata-rata diprediksi akan berada pada tingkat wajar 5,2 persen pada 2013 dan 4,7 persen pada 2014 dengan asumsi tidak terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam dua tahun mendatang.

"Angka inflasi akan menjadi tinggi apabila pemerintah ingin mengurangi beban subsidi dengan menaikkan harga bahan bakar," katanya.

Namun, Edimon mengingatkan, tantangan utama pembangunan di Indonesia adalah memastikan semua lapisan masyarakat mendapatkan manfaat dari pertumbuhan tinggi tersebut dan tingkat kemiskinan makin menurun.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, menurut dia, perlu adanya kebijakan yang terfokus pada usaha pengurangan kesenjangan termasuk upaya memperbaiki infrastruktur publik, khususnya transportasi dan listrik.

"Lemahnya infrastruktur di daerah pedesaan dan kawasan timur Indonesia telah menghambat kegiatan ekonomi dan tumbuhnya lapangan pekerjaan baru," kata Edimon.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2013