Solo (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Doktor Sutanto Sastraredja mengatakan semakin banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) beralih ke platform digital karena semakin meluaskan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan interaksi dengan pemangku kepentingan bisnis.

"Kami dapat mengamati pentingnya literasi digital dalam bisnis rantai pasok sektor UMKM," kata Dr Sutanto Sastraredja yang juga Ketua Komite Ekonomi Kreatif Surakarta selaku pembicara dalam acara diskusi Peringatan Hari UMKM 2023 dengan tema "Transformasi Rantai Pasok Melalui Ekosistem Digital Business to Business (B2B) Inklusif di Era Akselerasi Digital", di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Pada acara dalam rangka perayaan Hari UMKM 2023 itu, GudangAda mengadakan acara diskusi media eksklusif yang bertajuk "Transformasi Digital UMKM Indonesia, Menghadapi Tantangan dan Menggapai Peluang Bertumbuh dalam Ekosistem Digital B2B Inklusif," dengan menghadirkan tiga pembicara, yaitu Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surakarta Respati Ardi, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Surakarta Dr Sutanto Sastraredja, dan SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda Yuanita Agata.

Sutanto Sastraredja mengungkapkan bahwa adopsi teknologi digital di kalangan UMKM tidak datang tanpa tantangan. Pelaku bisnis dalam rantai pasok, masih banyak yang tidak terbuka dengan teknologi. Hal ini merupakan masalah sosial yang terjadi saat ini, khususnya terkait penerimaan terhadap digitalisasi.

Fenomena tersebut diamini oleh survei yang pernah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) 2022 yang menunjukkan bahwa hanya 20 persen UMKM Indonesia yang telah mengadopsi teknologi digital.

Survei yang sama mengungkapkan beberapa kendala utama yang dihadapi UMKM dalam mengadopsi teknologi digital adalah akses terbatas ke teknologi atau sekitar 40 persen, kurangnya pemahaman tentang manfaat digitalisasi ada 30 persen, dan keterbatasan sumber daya juga 30 persen.

SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda Yuanita Agata mengungkapkan sudah saatnya pebisnis UMKM untuk bangkit dan maju bersama dalam ekosistem digital yang inklusif.

Semangat inovatif GudangAda terus mendorong pembangunan ekosistem B2B digital serta mendukung transformasi digital dan pertumbuhan bisnis rantai pasok, terutama bagi pebisnis UMKM di Solo dan Indonesia.

GudangAda merupakan ekosistem layanan bisnis B2B yang menghubungkan prinsipal, distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran di seluruh Indonesia melalui ekosistem terintegrasi mencakup, pencarian produk, pengelolaan penjualan dan pembelian, layanan logistik, pencatatan transaksi, pembayaran, dan modal kredit.

GudangAda berdiri sejak 2019, telah bermitra dengan lebih dari satu juta pedagang tradisional dan 200 prinsipal.

Ekosistem digital B2B memiliki peran strategis dalam memperluas peluang pasar dan membangun kemitraan bisnis bagi segenap stakeholder bisnis rantai pasok, terutama pebisnis UMKM.

Yuanita Agata menjelaskan, melalui aplikasi GudangAda, UMKM dapat dengan mudah masuk ke jejaring digital rantai pasok yang telah dibangun GudangAda, sehingga mempermudah pebisnis UMKM saat membeli dan menjual barang secara grosir.

"Kami memiliki sejarah panjang sebagai ekosistem layanan bisnis B2B terintegrasi di Indonesia. Kami saat ini, telah bermitra dengan lebih dari satu juta pedagang tradisional, kami berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital UMKM lokal dan tumbuh bersama melalui platform kami," katanya pula.

Dia mengatakan bahwa untuk meningkatkan skala bisnis UMKM Indonesia, diperlukan adopsi strategi digital yang lebih baik lagi. Pihaknya sangat mengapresiasi diadakannya Hari UMKM 2023 di Solo, tahun ini.

Pihaknya akan terus mendukung komitmen Pemerintah Indonesia khususnya terkait target melakukan on board lebih dari 30 juta UMKM pada 2024.

Pada acara tersebut dilanjutkan diskusi yang mengeksplorasi dinamika bisnis rantai pasok, tantangan dan peluang yang tercipta bagi bisnis UMKM Indonesia, dan khususnya strategi guna meningkatkan literasi digital dan finansial pebisnis UMKM dengan memanfaatkan layanan digital berbasis ekosistem B2B.

Pembicara lainnya, Ketua Umum HIPMI Surakarta Respati Ardi menjelaskan visi Hipmi Surakarta dalam memfasilitasi kolaborasi industri dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital B2B yang inklusif.

HIPMI Solo ingin memperluas akses UMKM ke teknologi digital, guna mengatasi hambatan yang umumnya ditemui wirausahawan muda dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi lokal Solo.
Baca juga: Kemenko Ekonomi: Platform digital tingkatkan inklusi keuangan desa
Baca juga: Kemenkominfo kaji fenomena "social commerce"

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2023