Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan pemerintah telah menerapkan dua strategi dalam penanggulangan paham radikal terorisme, yakni kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

Hal itu disampaikan Wapres menanggapi penangkapan oknum pegawai PT KAI terduga pelaku tindak pidana teroris berinisial DE di Bekasi oleh Densus 88.

“Ya sebenarnya dalam rangka penanggulangan radikal terorisme itu kita sebenarnya punya strategi untuk dua hal ya. Pertama itu kontra radikalisasi yang terus dilakukan, Kemudian juga deradikalisasi,” ujar Wapres di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan upaya kontra radikalisasi dilakukan oleh semua kementerian dan lembaga, salah satunya ketika seseorang menjadi pegawai, melalui skrining agar mencegah paparan paham radikal.

Terkait adanya penangkapan terhadap DE, Wapres berharap skrining dilakukan terhadap calon pegawai kementerian dan lembaga dengan ketat.

“Tapi syukur akhirnya dapat terdeteksi sehingga belum banyak, belum terlalu jauh untuk melakukan tindakan-tindakan yang destruktif sehingga bisa ditangani. Kita sampaikan terima kasih kepada pihak keamanan yang sudah bisa secara cepat untuk mengetahui adanya teroris,” kata dia.

Lebih jauh Wapres mengatakan, untuk mengantisipasi aksi terorisme menjelang pemilu pemerintah melakukan pengawasan di berbagai jalur, baik melalui kementerian, maupun jalur pendidikan.

“Juga melalui jalur medsos karena ada juga orang yang terpengaruh bukan karena dia berkomunikasi atau bergaul secara langsung, tapi bisa dilakukan pembinaan melalui medsos,” ujar dia.

Baca juga: Wapres minta ada pendampingan UMKM agar capai pasar ekspor pertanian
Baca juga: Wapres: Pemilih muda menentukan Pilpres 2024
Baca juga: Wapres Ma'ruf ingatkan jangan ada polarisasi tajam pada pilpres


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2023