Hanover (ANTARA News) - Pemain Spanyol Raul menyatakan ia dan teman-temannya akan membuat tim nasional Perancis menderita saat kedua tim bertemu dalam pertandingan Piala Dunia, Selasa. Selain membuat Perancis menderita, pemain berusia 28 tahun itu juga penuh harapan bisa mengakhiri karir gemilang mantan rekan setimnya di Real Madrid yang juga legendaris Perancis, Zinedine Zidane. "Kami harap bahwa dengan bagusnya Spanyol, ini mungkin akan menjadi pertandingan terakhir Zidane," kata Raul yang tidak dimainkan pada pertandingan pertama grup, tetapi main sejak menit pertama pada pertandingan terakhr grup melawan Arab Saudi. "Zizou adalah pemain yang benar-benar hebat. Namun Perancis memenangi pertandingan terakhirnya (mengalahkan Togo 2-0) tanpa dia. Orang yang mestinya tidak lupa adalah Perancis bermain bagus dengan pemain-pemain lainnya." Raul harus berjuang untuk mendapatkan tempatnya dalam susunan pemain Spanyol setelah musim liga yang menyedihkan, tetapi berada di tim utama selama sesi latihan Senin ketika Luis Aragones mencoba mengetahui batas kemampuan skuadnya dalam suhu yang menyentuh 30 derajat Celsius sebelum termometer menunjukkan suhu turun pada malamnya. Gelagatnya sama bahwa Aragones akan memilih pemain berbakat Arsenal Cesc Fabregas untuk mengawali pertandingan. Raul yakin bahwa Spanyol akan menunjukan sebagai tim yang benar-benar bersaing untuk merebut gelar saat berhadapan dengan Perancis. "Jika kami menguasai bola, kami bisa membuat banyak kerusakan, sekalipun ada pemain-pemain besar di tim lain," kata Raul, yang mengalami cedera selama tiga musim terakhir. "Pada putaran pertama Perancis tidak benar-benar menunjukkan kelasnya, tetapi ia mempunyai pemain-pemain yang mampu membangun pertandingan yang hebat. "Sekarang, melawan Perancis kami akan menunjukkan bahwa kami mampu menjadi juara dunia. "Kami ingin seperti mereka, dimahkotai sebagai tim terbaik dunia. "Tim kami mempunyai rencana yang jelas mengenai bagaimana mengendalikan bola dan mempertahankannya. "Ketika kami dulu pernah tidak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan bola, kami menderita, sekarang kami akan membuat Perancis menderita," tambah Raul, yang mempunyai kenangan pahit mengenai pertemuan terakhir kedua negara dalam turnamen besar. Tendangan penaltinya melayang di atas mistar gawang pada pertandingan perempatfinal Euro 2000. Raul mengatakan, ia mendasarkan keyakinannya pada fakta bahwa timnya adalah skuad Piala Dunia yang terkuat yang ia ikuti setelah juga tergabung pada tim Piala Dunia 1998 dan 2002, yang tersingkir di putaran pertama dan kemudian di perempatfinal secara berturut-turut. "Saya belum pernah melihat sebuah tim yang sangat padat dengan kualitas," kata Raul, yang mencetak gol saat timnya menang 3-1 atas Tunisia pada babak pertandingan grup. "Bagi pelatih, bakat adalah nilai tambah dan kami mempunyai campuran yang baik antara pemain muda berbakat dan pemain berpengalaman. "Piala Dunia ini akan menjadi milik Spanyol. Kami punya peluang khusus dalam genggaman kami, bersama Perancis, kemudian Brazil jika mereka mengalahkan Ghana dan kemudian Inggris. Raul sungguh dalam suasana santai bahkan ia punya waktu untuk bercanda mengenai fakta bahwa ulangtahunnya yang ke-29 jatuh pada hari pertandingan. "Aneh masih berada di sini. Normalnya kami melewatinya pada usia 24 tahun atau 25," katanya sambil tertawa. Spanyol rencananya akan mengawali pertandingan dengan memasang Iker Casillas sebagai penjaga gawang, Sergio Ramos, Pablo, Carles Puyol dan Mariano Pernia di lini belakang, Cesc Fabregas, Xabi Alonso, Xavi di lini tengah dan Raul menjadi pilihan penyerang ketiga Spanyol bersama dengan Fernando Torres dan David Villa.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006