Jakarta (ANTARA News) - Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi Iran Muhammah Mehdi Zahedi mengatakan bahwa ajaran Islam tidak membolehkan siapa pun memproduksi senjata pemusnah massal atau nuklir. "Ajaran Islam tidak membolehkan kami produksi senjata pemusnah massal atau nuklir dan negara Iran berdasarkan asas Islam tersebut," kata Muhammad Mehdi Zahedi saat memberikan keterangan pers yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia seusai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, negara Iran berdasarkan asas Islam. Dan berdasarkan asas Islam tersebut, tambahnya, mengharuskan Iran untuk memanfaatkan semua potensi yang ada guna mencapai kemajuan dan kesejahteraan (termasuk teknologi nuklir). Namun anehnya, tambah Muhammad Mehdi, kenapa negara-negara yang telah jelas-jelas menggunakan dan mengembangkan senjata pemusnah massal atau nuklir justru terus menerus memboikot dan berikan sanksi atas penelitian dan pengembangan nuklir Iran. "Kita secara bersama-sama harus bahu membahu berjuang menghilangkan aparteid ilmiah yaitu semacam diskriminasi ilmiah antara negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang," kata Muhammad Mehdi. Ia mengatakan, pengembangan teknologi nuklir merupakan hak setiap negara untuk memutuskannya. "Hak setiap negara untuk putuskan dan kami tidak ingin negara lain campuri negara kami," katanya. Dalam pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla tersebut juga dibicarakan kemungkinan kerjasama kedua negara dalam bidang energi, obat-obatan termasuk kesehatan dan teknologi nuklir serta pangan. Menurut Menristek Kusmayanto Kadiman yang ikut mendampingi dalam pertemuan tersebut Wapres Jusuf Kalla telah menginstruksikan untuk segera menindak lanjuti kerjasama kedua negara tersebut. Untuk itu dalam waktu dekat akan segera dibentuk tim gabungan kedua negara yang akan membicarakan masalah kerjasama kedua negara tersebut.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006