London (ANTARA News) - Badan sepak bola Eropa pada Rabu menggaris bawahi sanksi-sanksi baru yang lebih keras untuk mengatasi rasisme baik di dalam maupun di luar lapangan, sebagai bagian dari upaya-upaya menghindarkan permainan ini dari diskriminasi dan pelecehan.

Sekretaris jenderal UEFA Gianni Infantino memperingatkan bahwa pemain-pemain yang didapati bersalah melakukan pelecehan rasial akan menghadapi minimal skorsing 10 pertandingan, sedangkan klub-klub dapat diminta memainkan pertandingan tanpa kehadiran penonton pada laga-laga yang terbukti terjadi pelecehan rasial oleh para penggemar.

Proposal-proposal Infantino terjadi ketika UEFA meminta raksasa Ukraina Dynamo Kiev untuk memainkan dua pertandingan Eropa selanjutnya tanpa kehadiran penonton akibat "insiden-insiden tingkah laku rasis" yang dilakukan para penggemar mereka dalam beberapa pertandingan terkini.

Sementara itu, Asosiasi Sepak Bola Skotlandia (SFA) mendakwa ketua eksekutif Rangers Charles Green karena membawa keburukan terhadap permainan ini akibat komentar-komentarnya terhadap badan anti rasisme yang dianggap "rasis dan ofensif."

Pada indikasi lebih lanjut perihal skala masalah ini, polisi mengatakan mereka mempelajari klaim-klaim bahwa kapten Mancherster City Vincent Kompany mendapat pelecehan rasial saat ia diwawancarai pihak televisi, setelah timnya menang atas Manchester United.

"Kami harus memiliki sanksi-sanksi dan mereka harus memiliki efek jera dan apa yang kami usulkan adalah jika seorang pemain atau ofisial yang dihukum karena rasisme, mereka semestinya setidaknya mendapat skorsing sepuluh pertandingan," kata Infantino kepada forum Soccerex di Manchester, Barat Laut Inggris.

"Jika para pendukung klub didapati bersalah karena melakukan pelecehan rasial, sanksi pertama akan menjadi penutupan bagian dari stadion di mana pelecehan rasial terjadi."

"Untuk pelanggaran kedua, maka akan terjadi penutupan penuh dan denda minimal 50.000 euro."

Piara Powar, direktur eksekutif grup anti diskriminasi Eropa FARE, menyambut gembira pengumuman itu.

"Sanksi-sanksi ini sangat jelas dan mereka tidak memberi ruang untuk keraguan," ucapnya.

"Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengedukasi kebijakan sanksi-sanksi ke pertandingan? Hal terakhir adalah untuk klub-klub dan para penggemar yang tidak tahu mereka terkena sanksi karena apa."

"Itulah mengapa kami mengadakan pembicaraan-pembicaraan dengan UEFA mengenai sanksi tambahan terhadap kewajiban demonstrasi oleh klub-klub yang bersalah, untuk memperlihatkan apa yang mereka lakukan dalam hal pendidikan."

Rasisme - dan cara paling efektif untuk mengatasinya - telah menjadi isu yang meningkat di sepak bola, dengan insiden-insiden berprofil tinggi secara reguler dilaporkan terjadi di liga-liga domestik sampai pertandingan-pertandingan internasional.

Baik UEFA dan FIFA dituding gagal menjatuhkan hukuman-hukuman yang lebih keras terhadap para pemain, klub-klub, dan negara yang didapati bersalah melakukan aksi rasisme dan kurangnya kejelasan terhadap kebijakan-kebijakan mereka.

Di Inggris, kapten Chelsea dan penyerang Liverpool Luis Suarez dikenai skorsing empat dan delapan pertandingan, namun Infantino meyakini hal itu tidak lagi cukup.

"Kami mengatakan bahwa itu semestinya 10 pertandingan - itu telah menjadi lima pertandingan dan kami akan menggandakannya," tuturnya.

"Kami juga akan mengajukan kepada seluruh asosiasi anggota UEFA yang meminta seluruh anggota kami untuk menerapkan pendekatan yang sama di level nasional."

"Perjuangan melawan rasisme adalah sesuatu yang sangat serius, dan kami harus meyakinkan bahwa terdapat tindakan yang tepat dan bukan hanya kata-kata."

Hukuman dua pertandingan tanpa penonton untuk Dynamo Kiev terjadi setelah terdapat insiden-insiden rasisme di fase grup Liga Champions saat mereka menghadapi Paris Saint Germain, dan babak 32 besar Liga Europa dengan Bordeaux.

Sanksi untuk pertandingan kedua ditangguhkan selama tiga tahun.

Dynamo telah mengajukan banding terhadap keputusan itu namun tanggal sidang dengar pendapat belum ditentukan.

Sementara itu, SFA mengambil tindakan di bawah kode disiplin mereka terhadap Green setelah ia mengatakan kepada surat kabar Skotlandia akhir pekan silam bahwa ia bergurau dengan menyebut mantan direktur Rangers Imran Ahmad sebagai "rekan Paki kecilnya."

Ia kemudian membela dirinya sendiri terhadap tudingan-tudingan bahwa ia merupakan seorang rasis dari grup kampanye "Beri Kartu Merah kepada Rasisme," dengan mengatakan bahwa dirinya "terperangkap dalan sesuatu yang keluar dari konteks."

Kepolisian Inggris mengatakan mereka menginvestigasi klaim-klaim bahwa pemain City Kompany mendapat pelecehan rasial menyusul pertandingan derby dengan United pada Senin.

Pemain internasional Belgia iti diwawancarai di terowongan pemain ddi Old Trafford, ketika terdengar suara yang meneriakkan ejekan-ejekan rasis.

Bagaimanapun, ejekan-ejekan itu tidak terdengar jelas bagi para penonton televisi, dan baik Kompany maupun City belum mengajukan keluhan resmi. (RF/D011)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013