Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan pemerintah akan memutuskan kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang memberi dampak seminimal mungkin pada inflasi dan rakyat miskin.

"Karena opsi manapun yang diambil, keputusannya akan berefek pada inflasi dan inflasi itu yang selalu Presiden tekankan pada kami, apakah akan menekan yang miskin," kata Jero, Kamis, sebelum mengikuti rapat tertutup subsidi BBM dengan Presiden SBY dan Wapres Boediono.

Masyarakat kelompok miskin yang kurang mampu itu, kata Jero, akan tertekan jika ada inflasi.

Oleh karena itu, kata Jero, pemerintah tengah mematangkan kebijakan pengurangan subsidi BBM dengan dampak paling minimal.

"Kalau sampai saudara-saudara kita yang miskin kena inflasi, jumlahnya makin banyak yang miskin. Dan makin berat rakyat itu," katanya seraya menepis alasan politis dibalik pengambilan kebijakan yang terkesan lama tersebut.

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono menyatakan pemerintah masih mematangkan kebijakan yang akan diambil dalam upaya mengurangi beban subsidi BBM.

Menurut presiden, bila harga BBM bersubsidi dinaikkan, maka akan berdampak pada inflasi yang melambung dan angka kemiskinan yang meningkat.

Presiden mengatakan bahwa pada saat harga BBM bersubsidi dinaikkan sebanyak dua kali pada 2005 dan satu kali pada 2008, harga barang dan jasa melambung tinggi. Namun ketika harga BBM kembali diturunkan pada 2008, harga barang dan jasa tidak mengikuti penurunan harga BBM.

"Jadi elastisitas harga barang dan jasa terhadap harga BBM itu rendah sekali," katanya.

Menurut presiden, bila kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi diputuskan, maka harus diikuti dengan pemberian kompensasi terhadap rakyat miskin. "Bagi saya memberi kompensasi kepada rakyat miskin manakala harga BBM naik itu harga mati," katanya.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013