Gorontalo (ANTARA News) - Banjir yang melanda 27 desa di kabupaten Bone Palongo, Gorontalo, sejak Selasa pagi menyebabkan 2.949 warga desa Molintohupo, Bolontalo, dan Lipongo terisolasi dan hingga kini belum dievakuasi. Wartawan ANTARA News melaporkan dari lokasi, Selasa sore, bahwa ketinggian air mencapai 1,5 meter, sementara hujan masih terus mengguyur 27 desa. Akibatnya beberapa fasilitas umum, seperti jembatan Oluhuta, Kadila, tampak miring. Sementara itu, jembatan yang menghubungkan desa Duoano dan desa Molintohupo roboh. Beberapa jembatan lain, seperti jembatan yang menghubungkan desa Dumbayabulan dan desa Panggulo juga rusak total. Selain itu di Kecamatan Sumawa, seperti Desa Bube, dua rumah warga hanyut. Di Desa Dutohe, tujuh rumah terbawa arus banjir. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Polango, Reni Ibrahim, mengatakan pihaknya kekurangan tenaga dokter dan ahli medis untuk menangani korban yang telah dievakuasi di tujuh posko penanggulangan banjir. Dia mengaku telah menginstruksikan para dokter di lima Puskesmas untuk terjun langsung ke sejumlah posko untuk memantau dan menangani kesehatan korban banjir. Bantuan obat-obatan juga telah disalurkan sejak Selasa siang. Gubernur Gorontalo, Fadel Mohammad, didampingi Bupati Bone Palongo, Ismed Mile, mengatakan akan segera mengirimkan delapan tim dokter dan tenaga medis ke daerah tersebut. Sejumlah bantuan, seperti uang Rp500 juta, 20 tenda peleton, dan ribuan tikar diserahkan langsung kepada bupati Bone Palongo pada kesempatan itu. Bencana itu juga menyebabkan ratusan hektar lahan jagung dan kacang siap panen rusak total dan ratusan ternak, seperti sapi, kambing, ayam, hanyut terbawa arus. Hingga kini, sekitar 1.500 kepala keluarga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai Bone harus menanti air surut untuk bisa kembali ke rumahnya. Banjir tersebut juga menyebabkan korban hilang bernama Yasin Adiuwa (40), warga Dutohe, Kabila, Bone Polango, yang sejak Minggu hingga kini belum ditemukan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006