Surabaya (ANTARA News) - Semburan gas bercampur lumpur panas dari sumur PT Lapindo Brantas Inc yang sebelumnya sempat dibendung kini tinggal berjarak sekitar 50 meter mendekati rel kereta api (KA) di Desa Siring dan Jatirejo sehingga bisa mengancam kelancaran perjalanan kereta api yang melintasi jalur tersebut. Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) VIII Surabaya, Sudarsono, Selasa, mengakui meski lumpur belum sampai merendam rel KA, baru mendekat ke arah perlintasan KA nomor 79 dan 80 di Desa Siring serta 81 di Desa Jatirejo, tapi bisa mengancam jalur KA jika tidak dibendung. Karena itu, tanggul di Desa Siring dan Jatirejo yang berdekatan dengan rel KA diperkuat agar luapan lumpur tidak sampai merendam rel, sebab jika rel KA terendam maka perjalanan KA akan terhambat dan bahkan dihentikan. Jika perjalanan KA terhenti, diperkirakan kemacetan lalu lintas di sejumlah ruas jalan kawasan Porong dan sekitarnya akan semakin parah, karena angkutan KA sejak terjadinya luapan lumpur menggenangi jalan tol Surabaya-Gempol, menjadi alternatif mobilitas masyarakat. "Kami akan lihat perkembangannya. Kalau lumpur benar-benar menutup jalur KA, kami akan evaluasi apakah penutupan itu membahayakan atau tidak. Jika dinilai rawan, dengan terpaksa kami akan mengambil sikap aman dengan menutup jalur tersebut," kata Sudarsono. Jalur KA di daerah Porong, Sidoarjo, merupakan jalur KA jurusan Surabaya-Banyuwangi serta Surabaya-Malang-Blitar. Jalur ini tidak hanya dilintasi KA penumpang tapi juga pengangkut bahan bakar minyak (BBM). Sementara itu, sejak arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan mengalami gangguan akibat luapan lumpur Lapindo, arus penumpang KA meningkat tajam 20-25 persen dari kondisi normal. Bahkan, PT KAI Daops VIII kemudian mengoperasikan KA ekspres kelas bisnis dan eksekutif Surabaya-Malang (PP) setelah arus penumpang KA Penataran jurusan Surabaya-Malang-Blitar dan KA Komuter Surabaya-Sidoarjo melonjak tajam. Selain itu, KA Cantik jurusan Surabaya-Jember yang sebelumnya hanya beroperasi pada Jumat, Sabtu, Minggu dan Senin, kini juga dioperasikan penuh setiap hari. Penumpang KA Penataran misalnya, yang biasanya hanya mengangkut sekitar 500 penumpang, kini melonjak menjadi 700 penumpang, sedangkan KA ekspres Surabaya-Malang dari 178 kapasitas tempat duduk, terisi 200 penumpang. "Kami berharap lumpur tidak sampai merendam rel, sebab jika terendam maka dampaknya sangat besar, khususnya akan mengganggu mobilitas masyarakat yang akhir-akhir ini mengalihkan pilihannya ke KA setelah jalur tol Surabaya-Gempol terendam lumpur," kata Sudarsono.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006