"Dalam jalannya diskusi, kita harus selalu mengingat bahwa keamanan rakyat dan stabilitas kawasan menjadi prioritas utama demi mewujudkan kemakmuran bagi ASEAN," kata Kapolri Sigit di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin.
Sigit mengatakan negara-negara dalam kawasan ASEAN menghadapi musuh bersama yakni kejahatan lintas negara yang tidak mengenal batas negara, kedaulatan negara, dan hukum yang berlaku.
Ia menyebut modus operandi kejahatan lintas negara telah berubah, termasuk mengambil keuntungan dari celah yang ada dan perkembangan teknologi.
Untuk memperkuat komitmen dalam pemberantasan kejahatan transnasional atau lintas negara itu, Sigit pun mengingatkan perlunya kerja sama dan kolaborasi untuk berpikir dan bertindak sebagai satu komunitas dengan tetap menghargai hukum dan aturan yang berlaku di masing-masing negara.
Lebih lanjut Sigit menerangkan bahwa Presiden Joko Widodo menekankan agar ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta jangkar bagi stabilitas dunia.
Tak hanya itu, ASEAN juga harus konsisten menjunjung tinggi hukum internasional dan tidak bertindak sebagai proxy bagi siapapun, serta menjadi kawasan yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta demokrasi.
Oleh karena itu Sigit meyakini pertemuan AMMTC di Labuan Bajo akan menjadi sarana dan mekanisme untuk memperkuat komitmen antarnegara yang akan menghasilkan capaian dan upaya konkret bermanfaat bagi kepentingan di dalam dan di luar kawasan.
"Izinkan saya menegaskan kembali pentingnya komunikasi dan kerja sama menjaga stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan," katanya menandaskan.
Baca juga: Kapolri: AMMTC momentum perkuat kerja sama hapus TPPO di kawasan
Baca juga: Kapolri sebut kerja sama jadi kunci berantas kejahatan transnasional
Baca juga: Kapolri harapkan kerja sama di AMMTC berantas kejahatan transnasional
Baca juga: Kapolri dan peserta AMMTC nikmati parade penyambutan di Labuan Bajo
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023