Cimahi, Jawa Barat (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Raharja mengungkapkan kapasitas air baku untuk melayani air perpipaan di Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi mengalami penurunan sampai 60 persen, imbas musim kemarau dampak dari fenomena El Nino.

Direktur Utama Perumda Tirta Raharja Teddy Setiabudi mengungkapkan bahwa kejadian turunnya kapasitas air baku ini terjadi merata di sumber-sumber air baku utama Tirta Raharja, yakni Situ Cileunca, Situ Cipanunjang, Sungai Cisangkuy, Situ Lembang dan Sungai Cimahi.

"Sejak memasuki bulan Agustus fenomena El Nino ini semakin kuat sehingga penurunan kapasitas di sumber-sumber air kita ini sudah menurun antara 40-60 persen," kata Teddy di Cimahi, Jawa Barat, Senin.

Dengan sumber air baku yang mengering, kata Teddy akhirnya pihak Tirta Raharja relatif hanya bisa mengolah rata-rata 50 persen dari kapasitas dalam kondisi normal, sehingga ribuan orang atau sekitar 40 persen pelanggan terdampak.

Sejumlah 40 persen warga yang terdampak itu, lanjut dia, tersebar di wilayah Soreang, Banjaran, Majalaya, Baleendah, Bojongsoang sampai ke Rancaekek.

"Kurang lebih pelanggan kita ada 35.000 dan yang terdampak di sekitaran situ berkisar 10.000 pelanggan namun dengan kasus yang berbeda," kata Teddy.

Dengan rekayasa yang dilakukan seperti melakukan isolasi jaringan, optimalisasi SPAM, maintenance seluruh instalasi dan pengaliran air secara bergiliran, katanya, yang betul-betul terdampak tidak teraliri air adalah sekitar 3.000 pelanggan, karena kontur daerah pelayanan yang lebih tinggi dibandingkan jaringan air yang ada.

"Jadi yang memang betul-betul merasakan dampak sekitar 3.000 pelanggan di sebagian wilayah Soreang, Banjaran, Baleendah, Bojongsoang dan juga di Pamengpeuk. Sebagai solusi kami menyediakan pengiriman tangki air gratis baik dengan mobil ataupun dengan kendaraan roda tiga tentu harus ada yang mengkoordinir baik RT RW ataupun pelanggan sendiri," ucapnya.

Fenomena penurunan kapasitas air baku ini sendiri, tambah Teddy, dirasakan bertahap sejak bulan Juni 2023 yang awalnya 10-20 persen dan berlanjut pada Juli (20-30 persen), diprediksi akan berlanjut hingga Oktober 2023.

"Sehingga berdasarkan keterangan BMKG, kemungkinan bisa normal kembali pada November 2023, harapannya ada hujan turun tetapi sampai sekarang belum terjadi juga. Mungkin upaya untuk bisa memberikan kepastian dan penyediaan armada tangki yang kita sediakan, upaya penggiliran yang kita lakukan, itu diharap relatif bisa memberikan keadilan untuk warga pelanggan kami," ucapnya menambahkan.

Baca juga: Warga Bandung Barat terdampak kekeringan menerima bantuan air bersih 
Baca juga: Pemkot Kupang optimalkan sumber air baku atasi kekurangan air bersih
Baca juga: Kabupaten Bekasi manfaatkan hujan jadi air baku PDAM

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2023