Padang (ANTARA News) - Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid memprediksi besaran 20 persen pengalokasikan anggaran pendidikan dalam APBN dapat direalisasikan mulai tahun 2007 jika pemerintah berani dan mampu meminimalisir kebocoran keuangan negara. "Kebocoran keuangan negara mencapai 30 persen, jika dikurangi 20 persen saja maka besaran pengalokasian anggaran pendidikan tersebut diyakini akan terealisasi," katanya di Padang, Rabu. Menurut dia, alokasi 20 persen anggaran pendidikan dari APBN sangat penting dalam upaya memenuhi amanat UUD 1945. Besaran alokasi anggaran pendidikan dari APBN itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. "Penanganan pendidikan yang selaras pada prinsipnya yang utama adalah membebaskan penanganan pendidikan dari berbagai pengaruh kepentingan," katanya. Ia menekankan, pendidikan harus ditangani secara profesional, oleh orang yang profesional dalam bidangnya dan mempunyai integritas moral terhadap kelangsungan moral bangsa dan negara, sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, dalam era otonomi pendidikan, penyelenggaraan pendidikan yang bermoral dan ditangani secara profesional seharusnya makin terjamin. "Jangan sampai dengan adanya otonomi pendidikan justru mengakibatkan kemerosotan moral dan profesionalitas pendidikan," tambah Hidayat. Lebih jauh Ketua MPR mengatakan, kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan yang dimiliki daerah dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah pada hakikatnya adalah kewenangan dalam upaya memajukan pendidikan yang mengacu pada muatan lokal, termasuk muatan nilai moral masyarakat setempat. Selain itu faktor keteladanan moral dari pendidik dan pembuat kebijakan pendidikan, dari pemimpin dan elit politik bangsa dan negara, tokoh masyarakat dan pemuka agama serta orangtua anak didik sangat diperlukan. "Pendidikan harus berbasis masyarakat, artinya pendidikan harus mempunyai platform dasar penguatan sistem pendidikan di masyarakat mulai dari perencanaan, implementasi dan evaluasi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006