Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat belum siap mengakui Nicolas Maduro sebagai presiden baru Venezuela yang menang tipis dalam pemlihan umum pada akhir pekan, kata diplomat tinggi AS John Kerry, Rabu.

"Kami rasa perlu dilakukan penghitungan ulang. Saya tidak tahu apakah itu akan terjadi dalam beberapa hari mendatang," kata Kerry kepada anggota-anggota parlemen AS, lapor AFP. 

Kerry menyampaikan hal itu pada kemunculan pertamanya di depan parlemen sejak ia menjadi menteri luar negeri AS.

Maduro, yang telah dicanangkan menjadi pewaris takhta politik almarhum Presiden Hugo Chavez yang meninggal bulan lalu, mengalahkan pemimpin oposisi Henrique Capriles dengan perbedaan suara hanya 1,7 persen dalam pemilihan umum pada Minggu.

Kerry mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR AS bahwa jika "ada kecurangan besar, maka kami akan mengajukan pertanyaan serius mengenai kelangsungan hidup pemerintah tersebut".

"Namun, evaluasi harus dilakukan, dan saya belum melakukan hal itu," tambahnya.

Ia juga mengatakan, ada keraguan AS akan mengirim delegasi pada pelantikan Maduro yang dijadwalkan berlangsung Jumat.

"Jika kondisinya masih dipertentangkan, saya sangat ragu tentang hal itu," kata Kerry.

Seperti almarhum Chavez, Maduro adalah tokoh yang menentang AS dan telah berjanji akan tetap menjalankan kebijakan pendahulunya yang anti-Amerika. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013