Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menilai kompetensi para petani sawit di Indonesia perlu ditingkatkan agar produktivitasnya meningkat.
 
"Terutama petani sawit rakyat, sehingga dapat mengelola kebun secara profesional, baik, terarah dan berkelanjutan," ujar Penanggung jawab Kegiatan Divisi Program Pelayanan, Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, Arfie Tahar, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
 
Oleh karena itu, pihaknya bersama dengan bersama LPP Agro Nusantara mengadakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit. Pada2023, program diselenggarakan di empat provinsi yakni Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tengah.
 
Dia menambahkan, program itu bertujuan untuk membangun dan mempersiapkan SDM industri sawit profesional baik di hulu maupun hilir.

Baca juga: Kemenkeu menghibahkan Rp70 miliar untuk petani sawit di Manokwari
Selama ini, tantangan petani sawit rakyat adalah pengetahuan terkait tata kelola penanaman sawit.
 
"Misalnya masalah penanaman. Mereka hanya tahu dari 'kata' teman mereka. Sementara, masa tanaman sawit ini kan 25 tahun. Jadi kalau salah tanam, ya baru bisa 25 tahun lagi ditanam ulang. Ini yang coba kita atasi.Kita memberikan mereka bibit bersertifikat, untuk memastikan hasil sawitnya bagus," kata dia.
 
Permasalahan lainnya seperti pemupukan dan jarak tanam, yang belum dilakukan sesuai dengan aturan.
 
"Masalah pemupukan ini juga kita coba selesaikan dengan pelatihan. Sehingga, mereka melakukan pemupukan itu sesuai dengan kebutuhan tanamannya, " terang dia.
 
Ia menyatakan para petani sawit pun, dapat secara aktif, untuk mengajukan kebutuhan atau masalah yang mereka hadapi kepada BPDPKS.

Baca juga: Kementan siapkan pekebun ikuti tata kelola sawit hadapi EUDR
"Jadi para petani sawit boleh mengajukan. Misalnya, mereka punya masalah apa, mereka minta ada pelatihan untuk mengatasi masalah tersebut. Itu bisa. Kita akan koordinasikan dengan LPP yang bekerjasama dengan BPDPKS," tambah dia.
 
SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan, menjelaskan bahwa program pelatihan itu menjadi usaha strategis peningkatan kapasitas pekebun sawit. Apalagi sawit punya peran besar dalam peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
 
"Terutama jika berbicara keberlanjutan bisnis kelapa sawit, SDM yang terlibat di dalamnya berperan besar," kata Pugar.
 
Pihaknya dan BPDPKS berperan besar dalam mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut, terutama untuk peningkatan kompetensi dan kapasitas pekebun. Fokus utama untuk
pekebun sawit swasta adalah pemanfaatan lahan untuk produktivitas maksimal.
 
"Itu mengapa pelatihan menyasar berbagai aspek, mulai dari pengetahuan, kemampuan praktik hingga peningkatan bisnis, " jelas Pugar.

Baca juga: Kementan beri penguatan kelembagaan bagi petani sawit swadaya di Jambi
 

Pewarta: Indriani
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2023