Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Jember Dr. Muhammad Iqbal menilai bahwa pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mampu merebut perolehan suara dari basis warga Nahdliyin di Pulau Jawa pada Pemilu Presiden 2024.

"Konfigurasi koalisi baru antara NasDem dan PKB sejatinya memang bisa mengubah peta kontestasi Pilpres 2024, terutama ketika bertarung merebut basis suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta sebagian Jawa Barat," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.

Menurutnya, tiga provinsi lumbung suara terbesar secara nasional itu kuasa elektoralnya terpusat di mesin politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Gerindra.

"Maka munculnya pasangan Anies dan Cak Imin yang secara ambang batas pencalonan sudah bisa kantongi tiket pilpres, berpotensi merobohkan dominasi PDIP dan Gerindra di provinsi basis besar warga Nahdliyin," tuturnya.

Baca juga: PKB terima tawaran NasDem duetkan Anies-Muhaimin

Ia mengatakan peluang kemenangan Anies-Cak Imin itu sangat besar bisa terjadi ketika daya mesin PKB solid bergerak, bukan isapan jempol atau semata hitungan kertas saja.

Secara politik elektoral, lanjut dia, kepemimpinan Cak Imin selama tiga pemilu, yakni 2009, 2014, dan 2019 sukses menempatkan PKB stabil berada di papan elit partai parlemen Senayan maupun daerah.

Dalam serial pilkada di provinsi episentrum warga Nahdliyin pun orkestrasi Cak Imin tercatat sukses menempatkan relasi dukungan PKB dengan kepala daerah.

"Itulah faktor rasional besarnya peluang Anies-Cak Imin diharapkan bisa merebut kemenangan dari dominasi PDIP di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,". ucap pakar komunikasi politik Unej itu.

Baca juga: Pengamat nilai duet Anies-Cak Imin belum mampu dongkrak elektabilitas

Dosen FISIP Unej itu mengatakan bahwa momentum kejutan benar-benar terjadi ketika Anies Baswedan memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon wakilnya.

"Secara kultural, daya lobi dan manuver lincah Cak Imin dalam merawat modal sosial dengan jejaring kyai dan warga Nahdliyin sejak 2005 menjadi faktor kultural yang jadi harapan penentu kemenangan," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Partai NasDem, Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) maupun Anies kerap menjawab diplomatis pertanyaan publik dan media soal siapa bakal cawapresnya.

"Tunggu saja waktunya nanti akan ada kejutan. Kini terbukti, arus informasi media dan lini massa dalam sehari penuh dengan ulasan atas Anies-Cak Imin," katanya.

Baca juga: Presiden tahu kabar duet Anies-Cak Imin dari pemberitaan media

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Baca juga: Partai Demokrat resmi cabut dukungan untuk Anies Baswedan
Baca juga: SBY sebut langkah NasDem dan Anies "really ugly"
Baca juga: Pakar Unair: Cak Imin bisa dongkrak suara Anies di Jatim

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023