Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto batal bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) usai PKB menerima tawaran kerja sama politik dengan Partai NasDem.

Dia menjelaskan bahwa Cak Imin menghubungi Prabowo Subianto pada Kamis (31/8) malam untuk melangsungkan pertemuan pada Jumat, namun kemudian diurungkan.

"Pak Muhaimin meminta waktu kepada Pak Prabowo untuk bertemu pada hari ini, namun kemudian Pak Prabowo hanya bisa menerima karena ada kegiatan-kegiatan pada hari ini jam 18.30 (WIB), namun kemudian dari pihak Pak Muhaimin tadi sore sekitar pukul 15.00 (WIB) meminta atau kemudian memberitahu bahwa tidak ada atau tidak jadi melakukan pertemuan," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.

Meski demikian, Dasco menyebut bahwa PKB kemudian telah menyampaikan pernyataan menerima kerja sama politik dengan Partai NasDem, baik melalui utusan khusus maupun media massa.

"Kita sudah sama-sama melihat tadi melihat di media massa, sudah ada konferensi pers dari Sekretaris Jenderal PKB yang menyatakan bahwa PKB menerima tawaran kerja sama politik dari Partai NasDem, dan juga tadi sudah ada utusan resmi yang memberitahu," tuturnya.

Dengan pernyataan PKB tersebut, dia menilai maka dengan otomatis Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) berakhir atau bubar. Dia juga menyebut bahwa Partai Gerindra menghormati sikap politik yang diambil oleh PKB untuk menjalin kerja sama dengan Partai NasDem pada Pilpres 2024.

"Oleh karena itu, tadi saya sudah sampaikan bahwa kami dari Partai Gerindra menghormati langkah itu dan juga kami mengucapkan selamat berjuang semoga sama-sama sukses," ucapnya.

Baca juga: Jokowi sebut tak ada paten soal koalisi Indonesia Maju Prabowo

Baca juga: Gerindra: KKIR otomatis bubar akibat PKB dengan NasDem


Dasco mengaku bahwa pihaknya tidak pernah memperoleh informasi terkait wacana duet Anies Baswedan dengan Muhaimin, yang diawali pertemuan Muhaimin dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta, (29/8).

Hingga pada akhirnya, lanjut dia, keluar pernyataan resmi PKB menerima kerja sama politik dengan Partai NasDem disampaikan ke partai-nya pada hari ini.

"Sebelum 29 Agustus, kami tidak pernah menerima informasi apa pun mengenai rencana atau langkah-langkah yang akan diambil oleh PKB, berkaitan dengan tawaran dari Partai NasDem, kami baru tahu sama-sama hari ini. Ya, kita kebetulan memang tidak diberitahu," jelas dia.

Berikut pernyataan lengkap Partai Gerindra

Menyikapi dinamika perpolitikan saat ini, disampaikan sebagai berikut:

1. Sebagaimana diketahui bersama, bahwa pada tanggal 13 Agustus 2023, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menerima Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024.

2. Bahwa dalam praktiknya, kerja sama politik antara Partai Gerindra dan PKB belum ada yang berubah terutama dalam hal penentuan capres dan cawapres, karena baik Partai Golkar maupun PAN menyerahkan pemilihan wapres sepenuhnya kepada Prabowo Subianto.

3. Penamaan Koalisi Indonesia Maju terjadi spontan pada perayaan HUT PAN, Selasa 29 Agustus di Hotel Sultan, karena Pak Prabowo melihat ada penambahan dua partai dalam koalisi yaitu PAN dan Golkar, serta PBB sehingga diberi nama Koalisi Indonesia Maju setelah sebelumnya Pak Prabowo secara singkat memberitahu dan meminta persetujuan nama Koalisi Indonesia Maju kepada Pak Airlangga, serta Pak Zulkifli Hasan serta Pak Yusril Ihza Mahendra juga kepada Pak Muhaimin yang datang sedikit terlambat, dan saat itu Pak Muhaimin tidak menyatakan keberatan-nya atas pemberian nama Koalisi Indonesia Maju oleh Pak Prabowo yang mengacu bahwa semua partai koalisi adalah bagian dari Kabinet Indonesia Maju yang sama-sama bertujuan melanjutkan program Pak Jokowi sehingga pemilihan nama itu langsung diumumkan saat kata sambutan dari Pak Prabowo.

4. Bahwa pemberian nama Koalisi Indonesia Maju bukan berarti membubarkan kerja sama politik antara Gerindra dan PKB, serta menghilangkan hak PKB, karena sejatinya perubahan nama itu bertujuan menyolidkan empat partai yang berkoalisi, bahkan dalam pidatonya Pak Prabowo menyampaikan soal cawapres akan dibicarakan bersama dengan cara musyawarah mufakat, serta secara khusus akan dibicarakan bersama Pak Muhaimin.

5. Kami selama ini tidak pernah menanggapi pernyataan elite PKB maupun Pak Muhaimin selaku Ketua Umum PKB yang merasa tak pernah diberitahu tentang nama koalisi yang baru, atau kemudian menganggap KKIR dibubarkan, karena ada nama koalisi yang baru, semata untuk menjaga soliditas koalisi, namun secara tegas kami menyatakan bahwa Gerindra tidak pernah akan melanggar perjanjian yang telah tertulis antara Gerindra dan PKB, serta kami tidak akan pernah mengkhianati dan meninggalkan kawan seperjuangan.

6. Dengan dinamika yang terjadi serta terhadap keputusan yang telah diambil oleh PKB, sehingga otomatis menyebabkan kerja sama politik gerindra dan PKB berakhir atau koalisi KKIR menjadi bubar dengan sendirinya. Pada prinsipnya kami menghormati, mengucapkan selamat berjuang, serta mengajak untuk bersama-sama menjaga iklim pemilu yang akan datang dengan sejuk dan damai, agar pemilu 2024 berlangsung aman dan lancar.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2023