Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menyatakan organisasi ASEAN tetap menjadi wadah yang utuh dalam menciptakan kemakmuran, stabilitas, dan perdamaian global.

"Baik Indonesia maupun global, ASEAN tetap merupakan wadah yang utuh, dan ASEAN punya kesepakatan, yaitu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, epicentrum of growth (pusat pertumbuhan)," kata Moeldoko saat meninjau Media Center KTT Ke-43 ASEAN di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa.

Moeldoko mengatakan BAHWA ASEAN juga diperkuat melalui dukungan sejumlah negara yang tergabung dalam ASEAN+3 untuk memperkuat sektor ekonomi.

ASEAN+3 adalah bentuk kerja sama ASEAN yang disepakati di Manila, Filipina, pada tanggal 9 Juni 2004. Melibatkan tiga negara, yaitu Jepang, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan Korea Selatan.

ASEAN+3 berawal dari adanya kebutuhan energi yang kian meningkat, baik di tingkat regional maupun internasional. Beberapa program ASEAN+3 yang telah disahkan adalah Oil Stockpiling Forum, Oil Market Forum, Energy Security Forum, dan Natural Gas Forum.

Kerja sama ASEAN+3 terus diperluas dan diperdalam di berbagai bidang. Saat ini ada 13 pertemuan tingkat menteri di bawah kerja sama ASEAN+3.

Moeldoko mengatakan ASEAN juga berkomitmen membangun kawasan yang stabil menuju kesejahteraan dan kedamaian di kawasan regional dan global melalui koordinasi aksi lewat wadah Dewan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community Council).

Menyinggung mengenai ketidakhadiran Myanmar dalam agenda KTT ASEAN pada tahun ini, Moeldoko memastikan keadaan itu tak akan mengganggu jalannya KTT ASEAN.

"Tetap jalan (KTT ASEAN). Disampaikan Pak Presiden bahwa sebagai kapal besar ASEAN ini bukan berarti perbedaan itu bagian dari perpecahan karena perbedaan justru wajar dalam sebuah area demokrasi dan ini ASEAN diharapkan tetap bertumbuh sebagaimana mestinya," katanya.

Meskipun Moeldoko mengakui adanya pengaruh kekuatan besar untuk manfaatkan ASEAN di tengah gejolak global, Indonesia tetap mengajak negara-negara ASEAN untuk tetap berada dalam satu kapal yang utuh.

"Ada kepentingan major power itu memanfaatkan ASEAN untuk ditarik. Itu kelihatan, siapa ditarik dan siapa menarik, kelihatan. Akan tetapi, intinya Presiden ingatkan bahwa ini sebagai kapal besar nariknya yang benar dong, jangan justru menimbulkan perpecahan," katanya.

Baca juga: Jokowi minta ASEAN lebih kompak, berani dan gesit
Baca juga: Xi Jinping antara ASEAN, G20 dan BRICS

Pewarta: Andi Firdaus/Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2023