Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengatakan, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi otomatis akan menaikkan inflasi, sehingga meningkatkan biaya perbankan.

"Secara jangka pendek pasti akan meningkatkan inflasi. Dan dampaknya meningkatkan biaya perbankan," kata Pramono, seusai menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Bank Khusus di Tengah Dominasi Asing, yang diselenggarakan Infobank, di Jakarta, Kamis.

Dia belum menghitung secara pasti berapa kenaikan biaya perbankan dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Termasuk terkait kemungkinan koreksi terhadap penyaluran kredit dan rasio kredit bermasalah perbankan.

Meskipun kenaikan harga BBM bersubsidi akan berkontribusi pada inflasi, namun dia optimistis, "Kebijakan kenaikan harga BBM ini dampaknya secara jangka panjang akan baik. Ini dapat mengurangi beban subsidi pemerintah di sektor energi."

Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, memastikan skema pengurangan konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan pribadi roda empat atau berplat hitam yang ditetapkan dalam waktu dekat. "Pendalaman kita pada satu titik yaitu mengurangi subsidi bagi plat hitam," ujar Rajasa.

Pada sisi lain, Menteri ESDM, Jero Wacik, mengatakan, pemerintah menyiapkan skenario kenaikan harga bensin jenis premium dan solar untuk mobil pribadi dari Rp4.500 menjadi Rp6.500-Rp7.000 per liter. Sementara, harga BBM bersubsidi untuk sepeda motor dan angkutan umum tetap Rp4.500 per liter.

Menurut Wacik, kalau kenaikan harga BBM untuk mobil pribadi diterapkan mulai Mei 2013, maka penghematan subsidi BBM yang didapat bisa Rp21 triliun.

(R028/Y008)

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013