"Ikan hias ini dari hobi bisa menghasilkan nilai ekonomi. Dalam ekspo ini saya melihat ada jalinan kolaborasi yang sangat baik antara industri dengan UMKM dalam upaya meningkatkan nilai ekonomi ikan hias tersebut, tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik, tetapi juga untuk pasar ekspor," ujar Budi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Budi memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Ditjen PDSPKP menunjukkan peningkatan ekspor ikan hias dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pada 2020, nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai 30,76 juta dolar AS dan menjadi 34,55 juta dolar AS pada tahun 2021. Angka tersebut kemudian meningkat kembali menjadi 36,43 juta dolar AS pada tahun 2022.
Ia juga menyebutkan peningkatan ekspor ikan hias Indonesia tersebut telah mendudukkan Indonesia pada peringkat ke-2 eksportir ikan hias global, lompat dari posisi tahun sebelumnya yang berada di peringkat ke-5.
Baca juga: MenKopUKM yakin RI jadi pusat ikan hias tropik dunia
Baca juga: SKIPM: Ikan hias laut dijual ke pasar domestik Rp3,5 miliar
Menurut data ITC Trademap yang diolah Ditjen PDSPKP, pada tahun 2022 pangsa pasar Indonesia di pasar ikan hias global mencapai 11,35 persen meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 8,70 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi biru yang diusung KKP telah mendorong Indonesia untuk menjadi eksportir terbesar ikan hias di dunia, yang saat ini masih dipegang oleh Jepang dengan nilai 48,95 juta dolar AS (share 15,25 persen),” paparnya.
Baca juga: Indonesia berpeluang tingkatkan ekspor ikan hias ke Arab Saudi
Baca juga: Mendes tinjau kampung ikan hias terintegrasi di Tulungagung
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2023