New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia melonjak pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Amerika Serikat mengatakan pasukan pemerintah Suriah kemungkinan telah menggunakan senjata kimia, meningkatkan kekhawatiran bahwa Washington akan menghukum Damaskus dengan tindakan militer.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni di New York Mercantile Exchange, meroket 3,0 dolar AS menjadi 94 dolar AS per barel setelah pernyataan AS, sebelum kemudian sedikit berkurang menjadi berakhir pada 93,64 dolar AS, naik 2,21 dolar dari harga akhir Rabu, lapor AFP.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni berakhir pada 103,41 dolar AS per barel, atau bertambah 1,68 dolar AS untuk Kamis.

Para pejabat AS dengan hati-hati mengatakan bahwa untuk pertama kalinya mereka memiliki bukti penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah.

Mereka menekankan masih belum ada kesepakatan penuh mengenai masalah ini dalam komunitas intelijen AS, tetapi Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, berbicara di Abu Dhabi, memperingatkan bahwa penggunaan senjata tersebut "melanggar konvensi setiap peperangan."

Laporan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Washington bisa campur tangan lebih mendalam dalam konflik Suriah, setelah memperingatkan sebelumnya bahwa penggunaan senjata tersebut akan melanggar "garis merah" dalam peperangan Presiden Bashar al-Assad dengan pemberontak.

Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan "semua opsi di atas meja" akan digunakan jika pemakaian senjata kimia itu sudah dipastikan, sebuah eufemisme bahwa opsi militer sedang menjadi pertimbangan. Namun seorang pejabat pertahanan AS menekankan bahwa intervensi militer belum akan dilakukan.

"Komunitas intelijen kami menilai dengan berbagai tingkat kepercayaan bahwa rezim Suriah telah menggunakan senjata kimia dalam skala kecil di Suriah," juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Caitlin Hayden mengatakan.

Tetapi pelacakan atas penggunaan senjata itu "belum jelas, jadi kami tidak bisa memastikan bagaimana itu terjadi dan dalam kondisi apa," tambahnya.

Andy Lipow dari Lipow Oil Associates mengatakan ada kekhawatiran di pasar "bahwa peristiwa di Timur Tengah pada akhirnya akan mengakibatkan gangguan pada minyak ... (dan bahwa) apa yang terjadi di Suriah tumbuh menjadi konflik yang lebih luas. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013