Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) jangan hanya memperhatikan masalah moneter tetapi juga harus memperhatikan masalah sosial dan mencoba membantu mencarikan jalan keluar. "Bank Indonesia jangan hanya memperhatikan masalah moneter saja, tetapi harus juga memperhatikan masalah-masalah sosial, termasuk penanggulangan narkoba dan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia," kata Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, ketika menyerahkan bantuan kepada sejumlah pengidap HIV/AIDS di Jakarta, Sabtu. Gubernur menyampaikan hal tersebut dalam acara "Bank Indonesia Peduli ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), yang berlangsung di stand Bank Indonesia" di Pekan Raya Jakarta Kemayoran. Menurut dia, masalah narkoba dan HIV/AID termasuk faktor penghambat terbesar bagi generasi muda calon pemimpin bangsa di masa depan. Karena itu, katanya, sudah menjadi kewajiban bagi setiap warga masyarakat dan pemerintah untuk secara bersama-sama menanggulangi masalah tersebut. Lebih jauh ia mengatakan, BI di masa depan harus memberikan kontribusi nyata demi membantu memecahkan sebagian masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat. "Ke depan BI tetap akan memberikan bantuan sedapat mungkin," katanya. Terlibatnya BI di dalam kegiatan penanggulangan ODHA terkait erat dengan kerja keras LSM Stigma yang dimotori oleh mantan bintang film terkenal era 1980, Nurul Arifin. Dalam sambutannya, Nurul mengatakan pihaknya sangat berbangga hati karena Bank Indonesia ternyata mau peduli dan bahkan memberikan bantuan kepada para pengidap HIV/AIDS. "Hari ini merupakan satu sukacita besar bagi kita semua, khususnya teman-teman ODHA, karena Bank Indonesia mau peduli dan memberikan bantuan," katanya. Dalam acara tersebut, Burhanuddin Abdullah memberikan paket bantuan dalam tas kepada sejumlah pengidap HIV/AIDS yang tergabung dalam SITGMA. Menurut Nurul Arifin, isi tas tersebut antara lain uang tunai dan lap top. "Ada uang, saya tidak tau jumlahnya, ada juga lap top," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006