Magelang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, program bio energi di Indonesia rencananya sudah bisa dilaksanakan mulai Tahun 2007. "Kita harapkan tahun 2006 kita lanjutkan persiapan dan perencanaan dan Tahun 2007 ke depan kita sudah bisa mengimplementasikan," katanya usai memimpin rapat terbatas kabinet membahas kebijakan energi nasional dan rencana aksi bio energi di Magelang, Minggu malam. Rapat terbatas kabinet itu berlangsung sejak Sabtu (1/7) hingga Minggu (2/7) malam di Losari Caffee Plantation Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang di hadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Setelah pertemuan Losari itu, katanya, sebuah tim akan bekerja terus. Akhir Juli mendatang diharapkan draft program bio energi sudah jadi. Sedangkan pada awal Agustus mendatang, katanya, Presiden akan mengundang para gubernur, bupati dan walikota untuk membahas lebih matang program tersebut. "Agar kita juga mendengar masukan, saran, pendapat dari beliau-beliau yang mengelola karena nantinya program besar ini lebih banyak dimainkan oleh para pimpinan daerah, para gubernur, bupati dan walikota. Pemerintah pusat tinggal memberikan payung kebijakan, kemudahan-kemudahan dan peluang untuk bisa bekerja dengan baik," katanya. Ia menjelaskan, pengembangan bio energi antara lain untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pasokan energi dalam negeri, mengurangi devisa dan menggerakan ekonomi lokal. Wilayah yang akan dibangun terkait pengembangan bio energi sebagai energi alternatif, katanya, daerah pedesaan, daerah dengan sektor pertanian luas. Sedangkan empat komoditas yang dikembangkan dan ditumbuhkan dalam suatu perkebunan yang hasilnya diolah dan diproduksi sebagai bahan bakar nabati adalah tebu dan singkong untuk etanol, kelapa sawit dan jarak untuk bio diesel. Ia mengatakan, lahan yang dibutuhkan untuk perkebunan pemasok bahan baku bio energi itu antara tiga hingga lima juta hektar. "Kita juga ingin menciptakan lapangan kerja atas pengolahan lahan perkebunan itu, harapan saya yang semula banyak mengganggur atau pendapatan keluarga, pendapatan perorangan sangat rendah, dengan program besar ini diharapkan bisa kita tingkatkan dan akhirnya menggerakan ekonomi lokal," katanya. Ia menjelaskan, lima hal penentu keberhasilan pengembangan bahan bakar nabati di Indonesia yang dibahas secara mendalam selama pertemuan Losari itu adalah ketersediaan lahan di seluruh tanah air, mesin dan pabrik untuk pengolahan, infrastruktur, pasar penjamin produksi dan dana. Hingga saat ini pemerintah masih melakukan penghitungan terkait pendanaan, sedangkan sumber anggaran berasal dari dalam negeri dan luar negeri, kata Presiden.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006