Pekanbaru (ANTARA News) - Sembilan orang pemain PSPS Pekanbaru hengkang di ujung putaran pertama kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012/2013 karena tidak ada kejelasan pembayaran gaji dan nilai kontrak pemain.

"Tidak adanya kejelasan dari manajemen PSPS dan belum ada penentuan mengenai markas yang baru setelah Bupati Kampar Jefry Noor memutus kontrak," ujar pelatih PSPS Pekanbaru, Mundari Karya, menjelaskan detil sebab mundurnya para pemain, di Pekanbaru, Selasa.

Setelah putaran pertama usai, lanjutnya, satu persatu pemain pamit kepadanya dan menyatakan untuk pindah klub karena krisis keuangan yang berlarut-larut di PSPS Pekanbaru.

Pemain yang hengkang di antaranya pemain asal Nepal Rohit Chand yang berposisi sebagai "play maker" dan banyak memberikan kontribusi atas terjadinya gol, serta gelandang Makan Kanote.

Kemudian gelandang serang M Ilham, pemain bertahan Amrizal, dan gelandang tengah Ade Suhendra serta empat pemain lain.

"Yang jelas semuanya ada sembilan pemain yang telah menyatakan pengunduran diri" ucapnya.

"Saya tidak mungkin menahan mereka, karena mereka yang ingin berkiprah di klub lain. Itu pilihan mereka," kata Mundari yang telah hampir dua musim menukangi PSPS Pekanbaru.

Dengan hengkangnya sembilan pemain tersebut, kini hanya tersisa 13 pemain untuk menghadapi leg ke dua bersama PSPS Pekanbaru.

Sehari sebelumnya, pelatih PSPS Pekanbaru Mundari Karya juga menyatakan hengkang dari klub tersebut dengan alasan ingin fokus mengurus Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) yang sudah lama ditinggalkannya.

Saat ini PSPS Pekanbaru terhempas di posisi bawah klasemen dengan memperoleh 14 poin dari 18 kali pertandingan, tiga kali menang, lima kali imbang dan 10 kali kalah.

Menjelang putaran pertama ISL 2012-2013, Pemkab Kampar melalui Bupati Jefry Noor menggelontorkan dana hingga Rp1 miliar. Namun, menjelang penutupan musim kompetisi kontrak itu diputus.

Salah satu penyebabnya adalah tim itu selalu kalah menghadapi lawannya, termasuk ketika berlaga di kandang sendiri.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013