Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menggelar Konvensi Mutu 2023 untuk mengumpulkan  inovasi di bidang kesehatan melibatkan tujuh puskesmas dan tiga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayahnya.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakbar, Erizon Safari menyebut kegiatan tersebut diselenggarakan berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 265 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Inovasi Daerah.

"Sesuai Keputusan Gubernur Nomor 265 Tahun 2022, semua perangkat daerah diminta membuat inovasi minimal satu inovasi setiap tahunnya," kata Erizon saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu.

Ia menyebut Konvensi Mutu tersebut rutin diadakan  setiap tahun untuk memilih puskesmas dan RSUD yang akan diajukan ke tingkat provinsi.

"Kami dari jajaran kesehatan setiap tahun membuat Konvensi Mutu tingkat kota  untuk memilih puskesmas dan RSUD mana yang akan kami ajukan untuk maju ke Konvensi Mutu tingkat provinsi," lanjut Erizon.

Pada kesempatan yang sama, seorang juri dalam Konvensi Mutu Jakarta Barat 2023, Budi Hartono menyebut kegiatan tersebut merupakan wadah inovasi sejumlah puskesmas dan RSUD di Jakarta Barat yang memiliki masalah medis di tempat kerjanya berikut cara atau inovasi untuk mengatasi masalah tersebut.

"Jadi tim-tim ini berasal dari puskesmas dan RSUD di Jakbar. Mungkin mereka di tempatnya masing-masing itu punya masalah medis atau ada target yang tidak tercapai dan kemudian mereka berinovasi, mencari solusi," kata Budi.

Konvensi Mutu tersebut, kata Budi, utamanya bukan hanya dalam rangka kompetisi tetapi juga dalam rangka berbagi inovasi atau solusi terhadap sebuah permasalahan medis tertentu yang dialami oleh puskesmas atau RSUD di Jakbar.

"Jadi Sudinkes Jakbar mengadakan konvensi ini sebagai ajang inovasi dan ajang berbagi," kata Budi.

Salah satu perwakilan peserta, Ketua Gugus Kendali Mutu Puskesmas Kembangan, Dokter Iin Ummisuleim memaparkan inovasi untuk memberi pelayanan kesehatan bagi ibu hamil agar lebih bisa menikmati masa hamilnya.

"Untuk teknisnya kita bagi jadi tiga ya, yaitu preventif, promotif, dan kuratif," kata Iin.

Di bagian tindakan preventif, pihaknya mencegah penyakit komplikasi dominan pada ibu hamil yakni anemia dan hipertensi.

"Kemudian bagian promotif, kita buat "kelas hamil". Kita promosikan ruang bersalin di tempat kita. Jadi ibu hamil datang begitu, kita kenalkan ruang bersalin dan membuat mereka semakin dekat dengan pendampingnya, sehingga ibu hamil lebih nyaman dan bahagia," kata Iin.

Kemudian bagian kuratif, kata Iin, pihaknya melakukan dua langkah, yakni mengajukan asuhan persalinan normal dan jika dalam pemeriksaan ditemukan komplikasi mengajukan rujuk amanah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Inovasi ini sudah diterapkan sejak Februari 2023 ya, dan alhamdulillah kasus anemia dan hipertensi pada ibu hamil itu menurun di Kembangan," kata Iin.

Iin melanjutkan angka hipertensi itu sebelum adanya inovasi itu 1,7 persen. Kemudian setelah inovasi 1,51 persen.

"Kemudian anemia itu sebelum inovasi 12,8 persen dan setelah inovasi itu 9,57 persen," kata Iin.

Lebih jauh, setelah inovasi diberlakukan angka kematian ibu hamil tercatat nihil atau nol persen.
Baca juga: Sudinkes Jakbar berikan protein ikan kepada anak-anak cegah stunting
Baca juga: Sudinkes Jakbar imbau warga gunakan masker guna antisipasi ISPA
Baca juga: Sudinkes Jakbar gunakan bakteri wolbachia sebagai solusi atasi DBD

 

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023