Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Agung Laksono mengatakan Departemen Luar Negeri (Deplu) harus lebih proaktif untuk menghimpun negara-negara anggota OKI (Organisasi Kongres Islam) untuk membela Palestina dengan cara-cara dialog dan damai. "Selama ini Deplu kurang aktif dalam mengupayakan keterlibatan Indonesia dalam proses damai di Palestina. Deplu harus lebih proaktif lagi," kata Ketua DPR kepada wartawan, setelah bertemu Dubes Palestina untuk Indonesia, Rafiz Mahdevi, di DPR Jakarta, Senin. Menurut Agung, selama ini proses perdamaian di Palestina didominasi oleh empat kelompok besar, yakni AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa. "Hal ini dinilai oleh Palestina tidak menguntungkan karena suara mereka lebih menguntungkan Israel. Indonesia harus menghimpun dukungan negara-negara OKI untuk ambil bagian dalam proses damai di Palestina," katanya. Agung menambahkan dominasi negara-negara besar dalam proses damai di Timur Tengah, yang menyangkut Palestina dan Israel dianggap Palestina tidak dalam kondisi yang seimbang. "Negara-negara Islam dan Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam harus lebih proaktif lewat OKI," katanya. Dalam kesempatan itu, Agung juga mengatakan DPR melalui Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) mengutuk keras tindakan tak demokratis yang dilakukan Israel saat menangkapi menteri dan anggota parlemen Palestina secara brutal. "DPR memerintahkan BKSAP untuk menulis surat ke IPU (Inter-Parliamentary Union) atau Uni Parlemen Internasional guna mengecam dan mengutuk tindakan Israel tersebut," kata Agung. Agung menambahkan tindakan sewenang-wenang Israel dalam menangkapi para pimpinan politik Palestina merupakan tindakan yang pantas dikecam dan dikutuk, karena hal itu bukan cara-cara damai dan demokratis dalam menyelesaikan setiap persoalan. Agung juga mengemukakan DPR menyesalkan tindakan pembekuan saluran-saluran keuangan Palestina, sehingga kondisi Palestina semakin tidak stabil. "DPR mendesak Deplu untuk secara bersama-sama dengan negara lain memprakarsai penyelesaian secara damai konflik antara Palestina dan Israel," demikian Agung Laksono. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006