Jakarta (ANTARA News) - PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) membuka kesempatan bagi produk hortikultura lokal untuk melakukan penetrasi di gerainya.

"Dengan pengetatan produk impor, kami membuka kesempatan untuk produk hortikultura lokal melakukan penetrasi di gerai kami," kata Head of Public Affairs Trans Retail Indonesia, Satria Hamid Ahmadi dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, ini peluang yang baik bagi pengembangan produk hortikultura lokal, tetapi masih terkendala pengiriman produk yang belum kontinu.

Saat ini komposisi produk buah dan sayur di gerainya adalah 70 persen lokal dan 30 persen impor. "Produk impornya sulit didapat, terbatas dan harganya mahal," katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan pihaknya masih menemui kendala dalam memenuhi permintaan pasar akan produk lokal, di antaranya pengiriman yang masih belum rutin karena terpengaruh pola tanam, musim, dan cuaca ekstrem.

Selain kendala distribusi, pihaknya juga berkeberatan dengan adanya kenaikan harga produk hortikultura lokal yang mencapai 15 persen. "Tidak masalah pemerintah menutup keran impor, tapi harusnya pemerintah bisa menyediakan substitusi produk impor, jadi harusnya harga lokal tidak naik," katanya.

Untuk memenuhi pasokan permintaan di gerai-gerai Carrefour yang ada, pihaknya menggandeng kerja sama 45 hingga 55 gabungan kelompok tani (gapoktan). "Kami membina mereka secara langsung, tujuannya agar mereka bisa mengirim barang secara kontinu dan seragam kualitasnya seperti yang kami mau," katanya.  (A064/KWR)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013