Jakarta (ANTARA) - Pedagang air galon di RW 11, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat meraup keuntungan ganda selama krisis air bersih di wilayah tersebut.

Ema, pedagang galon di Jalan Utan Jati, RT.08/011, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat mengaku air galon dagangannya terjual dua kali lebih banyak dibandingkan sebelum krisis air.

"Selama kekeringan  omzet saya naik. Jadi yang biasanya air galon dagangan saya empat sampai lima hari habis, ini dua hari sudah habis," kata Ema.

Ema mengaku dalam satu kali pasok dirinya menerima 400 galon air dengan harga Rp6 ribu per galon. 

"Nah biasanya sehari itu bisa habis sampai 100 galon, jadi kalau 400 galon itu habis empat sampai lima hari lah. Selama masa kekeringan kalau ini ya bisa selama dua hari habis," ujar Ema.

Meskipun omzet dagangannya naik, Ema mengaku tetap kesusahan air bersih, terutama yang digunakan untuk mandi dan mencuci.

"Air galon ini mah untuk minum. Kalau dipakai buat cuci sama mandi jebol (rugi) juga saya," kata Ema.

Pada kesempatan yang sama, Ketua RW 11, Arif Rahman menyebut ada tujuh RT di wilayahnya yang mengalami kesulitan air bersih selama sekitar satu minggu terakhir, yakni RT 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.

"Jadi warga di sini sangat membutuhkan air, karena kan memang di sini cadangannya tidak ada. Dulu ambil air pakai Sanyo dari air tanah,   tapi karena di sini mayoritas airnya asin, jadi banyak yang sudah dimatikan air tanahnya. Makanya sangat tergantung sekali dengan air dari PDAM," ungkap Arif.

Mengenai jumlah jiwa yang terdampak, Arif menyebut ada sekitar 2-3 ribu jiwa dari total 6,5 ribu di RW 11, Kelurahan Pegadungan.

"Kalau dihitung ini hampir separuhnya yang terdampak," kata Arif.
Baca juga: Dampak kemarau membuat debit air di Kanal Banjir Timur Jaktim surut
Baca juga: Kemen LHK: Langit Jawa bersih tanpa awan sampai akhir Oktober
Baca juga: Pemprov DKI sebut penyebab buruknya kualitas udara dipicu kemarau


Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023