Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) terus memperluas jaringan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk mengendalikan harga beras di provinsi beribu kota Medan ini.

"Beberapa caranya yaitu menambah mitra dan bekerja sama dengan pemerintah daerah," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu, di Medan, Kamis.

Terkait penambahan mitra Bulog, Arif mempersilakan para pedagang di Sumut untuk mendaftarkan diri di kantor-kantor cabang Bulog.

Dengan menjadi mitra Bulog, dia menjelaskan, pedagang berhak menjual produk-produk Bulog termasuk beras SPHP sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Setiap mitra Bulog bisa mendapatkan stok beras SPHP sebanyak maksimal dua ton per minggu.

"Untuk menjadi mitra, pedagang harus memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha), KTP dan toko," kata Arif.

Kemudian, dengan pemerintah daerah di Sumut, Bulog menjalin kerja sama untuk melaksanakan berbagai program distribusi beras SPHP, misalnya pasar murah.

Di Medan, misalnya, Perum Bulog Sumut dan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan menjalankan program "mobil pasar murah" yang berkeliling secara bergantian ke 21 kecamatan.

Terbaru, Arif menyebut Pemkot Medan akan menambah kebijakan pasar murah dengan menggelar jual-beli bertajuk "Gerakan Pangan Murah" di semua kecamatan Kota Medan.

"Dengan memperbanyak saluran distribusi, kami berharap pasar beras SPHP semakin luas," ujar dia lagi.

Bulog Sumut memaksimalkan peran seluruh atau delapan kantor cabang/kantor cabang pembantu di semua kabupaten-kota dengan pemerintah daerah sebagai mitra untuk mendistribusikan beras SPHP tersebut. Di Medan, misalnya, penyaluran beras SPHP bekerja sama dengan PUD Pasar.

Bukan hanya ke pasar tradisional, Bulog Sumut juga menyebarkan beras SPHP ke toko-toko sembako, Rumah Pangan Kita (RPK), dan usaha retail modern.

Sebenarnya, Arif Mandu menambahkan, ada satu jalur lain yang bisa dimanfaatkan yakni toko daring atau "e-Commerce".

Namun, sesuai perintah Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Bulog untuk sementara tidak menggunakan "e-Commerce" untuk menjual beras SPHP.

"Jika dijual secara daring, konsumen harus membayar lebih mahal dari HET (harga eceran tertinggi, Red) karena ada biaya kirimnya. Itulah yang Bapak Dirut tidak sepakat karena dia tidak mau membebankan pembeli," kata Arif Mandu.

Mulai 1 Januari 2023 sampai Kamis (14/9) pagi, Perum Bulog Sumut sudah mendistribusikan 54.563 ton beras SPHP atau 90,23 persen dari target yakni 60.473 ton.
Baca juga: Bulog Sumut: Pedagang beras SPHP harus pasang spanduk pemberitahuan
Baca juga: Bulog Sumut: Dampak bansos terhadap harga beras terasa awal Oktober


Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2023