Jakarta (ANTARA) - Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Alvin Saputra mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir terhadap kesehatan, dari kuratif atau penyembuhan menjadi preventif atau pencegahan.
 
"Kenapa? Karena makin ke sini kita tahu salah satu pengeluaran negara yang terbesar di bidang kesehatan, baik secara pribadi maupun  yang ditanggung negara," katanya dalam acara gelar wicara terkait skrining kesehatan rutin, yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
 
Alvin mengatakan mayoritas penyakit yang terjadi pada masyarakat dewasa adalah penyakit yang bersifat degeneratif atau kronik yang bersifat menahun.
 
Hal tersebut, menurut dia, seharusnya dapat dicegah dengan menggalakkan hidup sehat, serta melakukan skrining kesehatan secara rutin untuk mengetahui penyakit sebelum sampai ke tahap yang lebih parah.

Baca juga: Kemenkes: Obati kanker, Rp3,5 triliun dana BPJS Kesehatan habis

Baca juga: Kemenkes paparkan algoritma skrining kanker paru
 
"Kenapa harus skrining rutin? Karena walaupun kita cegah, tapi kita gak tahu sakit apa, kalau gak diperiksa. Maka dari itu kita perlu skrining secara rutin," ujarnya.
 
Alvin mengatakan skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya pemerintah dalam mengintegrasikan layanan kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan masyarakat.
 
Skrining kesehatan, kata dia, dapat dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) primer terdekat, seperti posyandu, puskesmas pembantu, dan puskesmas yang terdapat di seluruh Indonesia.
 
"Sekarang, setiap manusia, dari lahir sampai usia tua, mempunyai hak memperoleh kesehatan. Jadi masing-masing usia sesuai siklus hidup memiliki paket skrining tersendiri," kata dia.
 
Contohnya, skrining tripel eliminasi hepatitis B, HIV, serta sifilis pada ibu hamil untuk memastikan persalinan dapat dilakukan secara lancar.
 
Kemudian, diiringi dengan skrining stunting setelah anak dilahirkan, skrining TB, hingga skrining kesehatan gigi dan mulut pada usia anak, yang kemudian disambung dengan berbagai macam skrining seperti gula darah dan lain sebagainya di waktu dewasa.
 
Untuk diketahui, Integrasi Layanan Kesehatan merupakan program Kemenkes yang telah diluncurkan pada 31 Agustus 2023 yang lalu.
 
Program ini berfokus pada penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan, pendekatan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, serta penguatan pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan dashboard situasi kesehatan per desa.*

Baca juga: Kemenkes: Program deteksi dini kanker disebar merata ke seluruh daerah

Baca juga: Kemenkes perkuat pelacakan kasus sifilis hingga faskes terjauh

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2023