Ramallah (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan ia akan mengizinkan para pemimpin China mengetahui pangkal penghalang saat ini dalam pembicaraan Palestina dengan Israel, saat ia mengharapkan sumbangan Beijing bagi proses perdamaian yang macet itu.

Abbas, di kantornya di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, memberitahu Xinhua, Jumat, ia akan memberi keterangan terbaru kepada pemimpin baru China mengenai "di mana kami berada" di jalur politik di Timur Tengah, dan "apa penghalangi yang merintangi jalur ini dan apa peran yang bisa dimainkan sebagian negara seperti Amerika Serikat".

Abbas dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke China pada 5--7 Mei atas undangan Presiden China Xi Jining. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga akan mengunjungi China sebagai tamu Perdana Menteri Li Keqiang dari 6 sampai 10 Mei.

Saat Abbas berbicara dengan Xinhua, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, Jumat, China bersedia menawarkan bantuan yang diperlukan jika para pemimpin Palestina dan Israel memiliki keinginan untuk bertemu dengan pemimpin China.

"Kami mengkoordinasikan semua posisi kami dengan China sepanjang waktu. Kami selalu menuntut China mempertahankan pendirian positif dan mereka melakukan yang terbaik guna membantu sebagai anggota tetap Dewan Keamanan (PBB)," kata Presiden Palestina tersebut sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.

Mengenai kunjungan Netanyahu, yang berbarengan, Abbas mengatakan, "Sangat baik bahwa Netanyahu akan mengunjungi China juga sebab itu adalah kesempatan baik bahwa pemimpin China mendengarkan kami berdua."

"Segera setelah China sebagai negara besar memiliki hubungan dengan Israel, kami akan puas sebab China adalah teman kami juga dan dapat mempengaruhi semua jalur dan tingkat, terutama jalur politik dan ekonomi," kata Abbas.

Ia menyatakan ia juga akan meminta pemimpin China "memanfaatkan hubungannya dengan Israel untuk menghilangkan penghalang yang merintangi ekonomi Palestina, seperti penghalang ... (bagi) penanam modal China yang datang untuk menanam modal di China".

"Ada hubungan ekonomi yang baik antara kami dan China, yang juga mengirim bantuan ekonomi. Selama kunjungan saya ke sana, saya akan meminta ditegakkannya proyek gabungan dengan China seperti (di bidang) listrik bersih," kata Abbas.

Abbas, yang mengakui Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) masih menderita akibat krisis keuangan, mengatakan, "Kami memiliki lahan dan pariwisata dan kami memiliki banyak hal yang segera setelah digunakan kami dapat berhenti menggantungkan diri atas bantuan dan sumbangan, tapi sayangnya Israel menghalangi setiap penanaman modal Palestina."

PNA mengalami defisit anggaran sebesar satu miliar dolar AS akibat dihentikannya dana dan sumbangan internasional serta penolakan Israel untuk membayarkan hasil pajak yang merupakan sepertiga anggaran PNA.
(C003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013