Banda Aceh (ANTARA News) - Tim pemantau Aceh (Aceh Monitoring Mission/AMM) menyesalkan insiden penembakan terhadap kendaraan mereka oleh pihak tidak dikenal di kawasan Keude Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, Senin, yang mengakibatkan seorang tewas dan dua lainnya cedera. "Meski tidak ada anggota AMM yang menjadi korban, namun kami menyesalkan insiden penembakan itu dan AMM ingin menyampaikan duka cita yang mendalam dan doa kami menyertai para korban serta keluarganya," kata Ketua AMM, Pieter Feith, di Banda Aceh, Selasa. AMM melihat dan memandang insiden penembakan itu sangat serius dan harus diusut untuk menemukan pelakunya. Kasus penembakan kendaraan yang ditumpangi tim AMM di kawasan Paya Bakong, Aceh Utara atau berjarak sekitar 274 kilometer timur Kota Banda Aceh itu mengakibatkan seorang meninggal dunia dan dua cedera, termasuk seorang polisi pengawal AMM. Lebih lanjut, Fieth menyatakan bahwa kasus penembakan itu akan diselidiki dan dibahas dalam pertemuan komisi pengaturan keamanan (Cosa). "Insiden serius ini akan diselidiki lebih jauh dan kasus ini akan dibahas di Pertemuan Cosa sesuai dengan sebuah tinjauan khusus untuk menglarifikasi fakta-fakta serta memastikan bahwa hukum telah dihormati, memastikan bahwa tidak terjadi adanya campur tangan yang tidak semestinya dari TNI dalam penegakan hukum," katanya. Selain itu, memastikan bahwa penggunaan kekuatan yang tidak sesuai dengan keadaan tidak dilakukan dan tindakan indisipliner akan diambil, jika diperlukan, terhadap para pelaku berdasarkan sebuah laporan pihak berwenang yang akan diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Fieth juga menyatakan, AMM secara khusus sangat khawatir bahwa anggota-anggotanya ditempatkan dalam situasi yang berbahaya pada saat menjalankan tugasnya. AMM memperoleh tugas untuk memantau proses perdamaian di Aceh pasca-penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah dengan pihak GAM yang ditandatangani kedua pihak di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2006.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006