Jakarta (ANTARA News) - Kepastian keberangkatan tim tenis Fed Cup Indonesia ke Israel 15-16 Juli mendatang masih akan diputuskan dalam satu dua hari mendatang setelah sebelumnya pemerintah menyatakan telah memberikan lampu hijau. "Deplu akan kembali mempertimbangkan masalah tersebut dengan melakukan koordinasi dengan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga --red) mengingat apa yang terjadi di sana sekarang apakah masih wajar dan memungkinkan tim tenis Indonesia tetap berangkat," kata Menlu Hassan Wirajuda saat ditemui seusai menjadi pembicara kunci di seminar yang diselenggarakan oleh di CSIS di Jakarta, Selasa. Menurut Menlu, hasil dari peninjauan kembali itu diperkirakan akan telah keluar dalam satu dua hari mendatang mengingat tenggat waktu acara yang juga telah dekat. Ketika ditanya lebih lanjut akan kemungkinan Indonesia dikenai sanksi atau denda karena membatalkan keberangkatan, Menlu mengatakan bahwa permasalahan itu adalah persoalan teknis. Pemerintah sebelumnya telah memberikan green light pada tim tenis Fed Indonesia karena itu adalah undangan dari asosiasi, bukan undangan Israel. Tim tenis Fed Cup Indonesia dijadwalkan akan bertanding di Israel pada 15-16 Juli mendatang menghadapi tuan rumah Israel pada pertandingan Grup Dunia II. "Tetapi memahami masalah kemanusiaan yang sangat besar khususnya di Gazza, saya sendiri mempertimbangkan untuk melihat lagi apakah green light itu perlu dilanjutkan atau tidak," kata Menlu. Kantor Berita Reuters dua pekan lalu menyebutkan Indonesia telah memberikan konfirmasi dan tim tersebut akan tiba setelah mendapat jaminan keamanan tambahan dari Asosiasi Tenis Israel. Menurut rencana, pertandingan akan berlangsung di hard court (lapangan keras) kompleks tenis Israel di Ramat Hasharon. Menurut keterangan Asosiasi Tenis Israel, delegasi Indonesia beranggotakan tujuh orang, termasuk tiga pemain, yaitu Romana Tedjakusuma, Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006