Banda Aceh (ANTARA News) - Pengungsi korban bencana alam gempa dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menilai rumah bantuan palang merah internasional jauh lebih berkualitas dibanding rumah bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias. "Beruntung warga pengungsi yang memperoleh bantuan rumah dari palang merah internasional, karena tidak hanya mutunya lebih baik, tetapi tipe rumah juga besar dibanding rumah bantuan BRR," kata Ny. Lida, pengungsi asal desa Punge Jerung, Banda Aceh, Selasa. Penilaian itu diungkapkan setelah melihat sejumlah rumah bantuan palang merah internasional di beberapa lokasi yang ukurannya lebih besar dan bangunan fisiknya lebih baik dibanding rumah BRR yang terkesan dibangun asal jadi. Ia mengatakan, rumah bantuan palang merah internasional yang berukuran besar itu terdiri dari tipe 45 hingga tipe-52 yang dilengkapi lantai keramik dan beratap seng genteng. Selain itu, palang merah internasional juga memberikan kebebasan kepada warga untuk memilih warna cat rumah, warna lantai keramik dan termasuk warna atap rumah tersebut. Seperti yang terlihat di Kabupaten Pidie, rumah permanen yang dibangun oleh Palang Merah Perancis (French Red Cross) bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki kualitas lebih baik dibanding rumah BRR. Begitu juga rumah permanen yang dibangun di Sabang oleh Palang Merah Jerman dan palang merah Turki di desa Lampoh Daya, Banda Aceh. Sementara Humas Palang Merah Indonesia (PMI) NAD, Ardi Sofiner menyatakan, rumah warga pengungsi yang dibangun oleh palang merah internasional, secara keseluruhan memiliki kualitas baik dan ukurannya juga besar. "Ada yang membedakannya, di antaranya semangat membangun, kepedulian dan semangat kemanusiaan yang tinggi untuk membantu para korban sesuai dengan misi dari tugas palang merah," katanya. Ia menyatakan, penilaian itu bertujuan bukan membandingkan satu sama lain, melainkan sudah menjadi prioritas setiap relawan palang merah. Tugas palang merah menangani masalah kemanusiaan, sehingga pertolongan yang diberikan dalam masa rekontruksi Aceh benar-benar dilakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Data Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) tahun 2006, menyebutkan total rumah yang dibangun di Aceh sebanyak 19.461 unit, 1.032 unit di antaranya sedang dalam tahap rekonstruksi, 1.261 selesai dibangun.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006