Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyebut jumlah dana yang dikumpulkan dalam Komunitas Asia Nol Emisi (AZEC), yang ditujukan untuk mengimplementasikan program transisi energi, berpeluang naik secara signifikan hingga mencapai miliaran dolar AS.

“Jadi nominal 500 juta dolar Amerika Serikat ini bahkan belum ditutup,” kata Sekretaris Jenderal KESDM Dadan Kusdiana dalam Konferensi Pers Indonesia Energy Transition Dialogue 2023 di Jakarta, Senin.

Dadan menuturkan bahwa prediksi tersebut tidak bisa terlepas dari kontribusi pemerintah Jepang, sebagai mitra Indonesia yang sama-sama berfokus pada transisi energi melalui akselerasi infrastruktur dan industri hijau.

Keterlibatan Jepang yang dimaksud adalah terkait dengan pemberian dana yang dibagi dalam dua jenis, yaitu melalui AZEC dan Just Energy Transition Partnership (JETP).

“Untuk yang JEPT, Jepang itu tidak mendukung sisi CCUS. Tapi kalau di AZEC, Jepang mendukung sisi CCUS. Jadi mungkin pendanaan-pendanaan sebagainya, saya kira kenapa akan bertambah karena AZEC memang pemasok utama kan Jepang,” kata Dadan.

Ia turut menilai kenaikan nominal tersebut merupakan hal yang wajar karena dibutuhkan biaya yang besar dalam menyukseskan sebuah program skala internasional.

Diketahui, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda memprediksi jika dana yang terkumpul dalam program AZEC akan terus bertambah melebihi angka awal yang mencapai 500 juta dolar AS.

Meski ia tidak bisa menyebutkan angka resminya secara gamblang, namun secara perlahan jumlah nominal dana saat ini bergerak ke arah miliaran dolar.

Sementara itu terkait dengan terjalinnya kemitraan Indonesia dengan Jepang, Presiden RI Joko Widodo dalam KTT ke-26 ASEAN-Jepang yang digelar di Jakarta pada Rabu (6/9), telah mengajak Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk meningkatkan kontribusi dalam pendanaan pembangunan infrastruktur di ASEAN, khususnya di bidang konektivitas dan infrastruktur hijau.

Dalam mendorong transisi energi melalui akselerasi infrastruktur dan industri hijau itu, berusaha diwujudkan salah satunya melalui kehadiran AZEC yang mencakup empat yang segera dilakukan yakni teknologi nol emisi, infrastruktur finansial, standar aturan teknis dan bisnis, serta Pasar Kredit Karbon Asia.

Baca juga: Komisi VII setujui pagu anggaran 2024 Kementerian ESDM Rp 6,7 triliun

Baca juga: Ekonom: Energi kotor bisa jadi alternatif pendanaan investasi EBT


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2023