Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Chatib Basri mengatakan Indonesia masih memiliki daya tarik yang tinggi bagi investor asing dan mereka tidak mudah terpengaruh isu lain.

"Investor asing masih tetap melakukan investasi baru di Indonesia karena nilai jual ada pada konsistensi pertumbuhan ekonomi di atas enam persen, katanya dalam forum bisnis Italia-Indonesia dalam kemitraan ekonomi yang komprehensif di Jakarta, Senin.

Menurut Chatib, besarnya pasar domestik dan relatif tingginya keuntungan yang dihasilkan dibandingkan dengan negara lain sangat menarik pelaku asing untuk menginvestasikan dananya di pasar Indonesia.

Meski demikian Indonesia harus melakukan perbaikan. Infrastruktur terus diperbaiki dan masalah bahan bakar minyak (BBM) harus dituntaskan.

Karena itu, lanjut dia, Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi. "Kami yakin ke depan Indonesia akan tumbuh lebih baik dari sebelumnya, " ujarnya.

Sementara itu Presiden Lembaga Promosi Perdagangan Italia (Italian Trade Promotion Agency) Riccardo Monti mengatakan, Indonesia merupakan salah satu peringkat utama dalam daftar lokasi bagi investor internasional yang mencari lingkungan bisnis yang ramah dan aman.

"Lembaga kami ingin membantu menjadikan hubungan bisnis Italia-Indonesia makin menyerupai jalan raya dengan banyak jalur perdagangan, kemitraan industri, dan investasi," kata Presiden Lembaga Promosi Perdagangan Italia tersebut.

Misi ini diselenggarakan oleh Italian Trade Promotion Agency bersama Confiduria (Asosiasi pelaku industri Italia), ABI (Asosiasi Perbankan Italia), Unioncarmere, RETE Impresse Italia, dan ACI (Aliansi Koperasi Italia) serta kontribusi semua lembaga lain yang berpartisipasi dan dengan dukungan serta persiapan kedutaan Besar Italia di Jakarta.

Riccardo Monti menambahkan, Italia lebih dari setahun telah meneliti secara mendalam kawasan pertukaran bebas ASEAN.

"Berkat sumber daya dan luasnya, Indonesia merupakan salah satu negara paling menarik di kawasan geografis ini, karena dalam masa krisis ekonomi, berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhannya," ucapnya.

Karena itu, lanjut dia, misi bisnis ini akan difokuskan pada otomotif dan suku cadang, infrastruktur (termasuk konstruksi dan perumahan), energi, & Lingkungan, telekomunikasi dan peralatan mekanik, tekstil, alas kaki, perkayuan, mesin plastik, industri agro dan kemasan.

"Misi bisnis Italia menghadirkan 57 perusahaan, delapan kelompok perbankan, dan 10 asosiasi bisnis yang seluruhnya berjumlah 140 delegasi," ujarnya.

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013