Jakarta (ANTARA News) - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore sebesar enam poin tertahan oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah nilainya sebesar enam poin menjadi Rp9.738 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.732 per dolar AS.

"Ekonomi Indonesia diekspektasikan masih di kisaran 6,3 persen--6,5 persen meski sedikit tertahan lajunya oleh penurunan proyeksi oleh Standard & poor`s (S&P)," ujar pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan belum berubahnya ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik itu menahan pelemahan nilai tukar domestik lebih dalam terhadap dolar AS.

Ruly mengatakan sentimen eksternal seperti kepercayaan konsumer AS yang cukup positif juga menjadi salah satu faktor rupiah tidak melemah secara signifikan.

Ia memperkirakan dampak penurunan proyeksi utang indonesia oleh S&P itu diproyeksikan bersifat sementara dikarenakan pemerintah juga akan mengambil langkah antisipasi.

"Pemerintah akan terus berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan data ketenagakerjaan AS yang kuat kembali menghidupkan optimisme tentang ekonomi AS sehingga investor uang cenderung menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS.

"Data itu juga mengangkat kembali pembicaraan tentang kemungkinan Federal Reserve AS untuk mulai mengurangi jumlah pembelian aset dalam program pelonggaran kuantitatif pada tahun ini," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp9.741 dibanding posisi sebelumnya (Senin, 6/5) senilai Rp9.732 per dolar AS.
(KR-ZMF/B012)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013