Washington (ANTARA) - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengatakan pada Rabu (20/9) bahwa kerajaannya sedang bergerak menuju kesepakatan untuk memulihkan hubungan dengan Israel.

"Semakin hari, semakin dekat," katanya saat diwawancarai televisi Fox News.

Mohanmed bin Salman menepis sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa proses pembentukan hubungan kedua pihak mengalami kebuntuan karena kalangan oposisi Israel menolak melakukan kesepakatan dengan Palestina.

Ia mengatakan bahwa perundingan sedang berjalan dengan baik.

"Kami berharap ini akan memudahkan kehidupan rakyat Palestina, dan menjadikan Israel sebagai salah satu pemain di Timur Tengah," kata dia.
Baca juga: Israel: Tak ada konsesi bagi Palestina untuk hubungan dengan Saudi

Pemerintah kerajaan Saudi bersikeras bahwa kesepakatan apa pun dalam rangka membangun hubungan dengan Israel akan termasuk peningkatan upaya bagi pembentukan negara Palestina.

Kesepakatan seperti itu sejauh ini telah ditolak Israel, sementara pemerintah Israel terus memperluas permukiman khusus warga Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.

Israel dan Arab Saudi merupakan pesaing Iran di kawasan Timur Tengah.

Mohammed bin Salman mengatakan bahwa jika Iran harus memiliki senjata nuklir, maka "kami juga harus punya."

Israel masih menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, tetapi telah berkali-kali menolak untuk memberikan konfirmasi, sebagai bagian kebijakan ambiguitas strategis.

Baca juga: Israel tetap normalisasi hubungan meski Saudi-Iran pulihkan ikatan
Baca juga: Normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel, antara fantasi dan tuntutan
Baca juga: Arab Saudi kecam serangan brutal Israel terhadap rakyat Palestina


Sumber: Anadolu

Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2023