Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jakarta (Perumda PAM Jaya) menyatakan kesiapan pihaknya untuk mengalokasikan kembali (realokasi) sebanyak 18 kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang terdampak krisis air.

"Kami melakukan realokasi pada titik- titik distribusi yang dirasa  kita bisa distribusikan lagi," kata Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin di Jakarta, Kamis.

Arief menuturkan realokasi 18 kelurahan itu sebagai salah satu langkah PAM Jaya untuk memperbaiki masalah (corrective action) bagi lokasi yang mengalami krisis air.

Adapun 18 kelurahan terdampak yakni Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Pegadungan, Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara dan sekitarnya.

Kemudian, pihaknya juga mengatur lalu lintas menuju Jakarta Utara dan Jakarta Barat untuk mengantisipasi kemacetan selama aktivitas realokasi berlangsung.

Diketahui penyaluran air ini tercatat sebanyak 1,7 juta liter atau setara 1.712 meter kubik yang direalisasikan selama periode 9 hingga 19 September.

Lebih lanjut, untuk lebih maksimal pihaknya juga memberikan pelayanan air tangki gratis sebagai bentuk bantuan untuk masyarakat yang mengalami kekurangan air.

Kemudian, turut pula melakukan investasi ulang (re-investment) berupa pemasangan membran baru untuk bisa memproses air baku yang memiliki kandungan senyawa dalam air (Total Dissolved Solids/TDS) tinggi atau mampu mengurai air laut.

Dia menuturkan dalam proses untuk investasi ulang ini memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta hal ini sudah disampaikan kepada masyarakat.

“Kami juga menyampaikan informasi ini melalui kanal-kanal media resmi PAM Jaya dan meminta maaf atas diberhentikannya Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota," tuturnya.

Dia berharap dengan turun hujan maka  air dari daratan dapat terdorong ke laut sehingga jumlah zat padat terlarut (Total Dissolve Solid/ TDS) air baku di IPA Hutan Kota menjadi lebih rendah sehingga dapat beroperasi kembali.

PAM Jaya menginformasikan penurunan kualitas air baku di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota, Jakarta Barat yang mengakibatkan air hasil olahan tidak memenuhi standar Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 492/2010.

Hal ini menimbulkan gangguan layanan air bersih di area yang tersuplai dari IPA Hutan Kota mengakibatkan terjadinya penurunan suplai air yang terjadi sejak 8 September 2023.

Disebutkan penyebab utama kejadian tersebut merupakan dampak dari kemarau Panjang yang melanda kota Jakarta. Penyebabnya yakni intrusi air laut ke air sungai sehingga mengakibatkan total TDS menjadi kualitas air tidak sesuai dengan Permenkes.

Berdasarkan standar Permenkes, TDS air harus di bawah 200 sedangkan saat ini TDS air baku yang ada di IPA Hutan Kota mencapai 2.000.

Sedangkan teknologi pada IPA Hutan Kota memang tidak dibuat untuk destilasi (penyulingan) sehingga hal ini juga yang menyebabkan PAM Jaya harus menghentikan IPA Hutan Kota yang memiliki kapasitas pasok 450Lps/detik.

Dampak dari pemberhentian tersebut mengakibatkan daerah yang sebelumnya mendapatkan pasokan air dari IPA Hutan Kota menjadi terhenti dan pemulihannya membutuhkan waktu lama.
Baca juga: PAM Jaya salurkan 1,7 juta liter air atasi krisis air
Baca juga: PAM Jaya tegaskan tak ada oknum bacaleg saat pengerahan mobil tangki
Baca juga: PAM JAYA tingkatan produksi untuk atasi krisis air di Jakarta Barat

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023