Beijing (ANTARA) - Sekelompok peneliti berhasil mengungkap sejumlah faktor yang mendorong garis batas pohon (treeline) di dunia bergeser ke atas.

Hal itu memberi bukti baru mengenai dampak perubahan iklim terhadap ekosistem global, demikian laporan China Science Daily pada Kamis (21/9).

Garis batas pohon pegunungan sensitif terhadap perubahan iklim.

Namun, cara iklim memengaruhi garis batas pohon pegunungan belum sepenuhnya dipahami karena bisa juga terdampak oleh aktivitas manusia.

Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Zeng Zhenzhong dari Fakultas Ilmu dan Teknik Lingkungan di Southern University of Science and Technology China membuat basis data garis batas pohon pegunungan global dengan mengumpulkan sejumlah gambar pengindraan jauh beresolusi tinggi.

Gambar itu dikumpulkan dari sekitar 916.000 kilometer garis batas pohon pegunungan lingkar tertutup di 243 gunung di seluruh dunia.

Garis batas pohon pegunungan lingkar tertutup itu mengelilingi sebuah gunung dan kecil kemungkinannya terpengaruh oleh aktivitas manusia dan penggunaan lahan.

Setelah menganalisis basis data itu, kelompok tersebut menemukan bahwa suhu merupakan faktor pendorong iklim utama terhadap elevasi garis batas pohon di kawasan boreal dan tropis, sedangkan curah hujan menjadi faktor utama di kawasan beriklim sedang.

Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Global Change Biology itu, sekitar 70 persen garis batas pohon pegunungan lingkar tertutup telah bergeser ke atas, dengan tingkat pergeseran rata-rata 1,2 meter per tahun selama 10 tahun pertama abad ke-21.

Studi itu juga menemukan garis batas pohon bergeser paling cepat di wilayah tropis, dengan tingkat pergeseran rata-rata 3,1 meter per tahun.

Sebagai contoh, di Malawi, Papua Nugini, dan Indonesia, beberapa garis batas pohon bergeser ke atas dengan kecepatan 10 meter per tahun.

Meskipun pergeseran ke atas berarti semakin banyak pohon yang dapat menyerap lebih banyak karbon dari atmosfer dan memperluas habitat beberapa spesies hutan.

Hal itu juga menimbulkan tantangan bagi ekosistem rapuh di dataran tinggi, jelas penulis pertama makalah tersebut, He Xinyue.

Tumbuhan dan hewan di dataran tinggi kerap kali sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan.

Ketika garis batas pohon bergeser ke atas, mereka mulai bersaing memperebutkan ruang dan makanan, yang dapat sangat mengancam beberapa spesies endemik, kata He.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023