Reyhanli, Turki (ANTARA News) - Turki pada Ahad mengatakan telah menangkap sembilan orang tersangka pemboman yang merenggut 46 jiwa di kota Reyhanli, dekat perbatasan dengan negara tetangga, Suriah, serta memperingatkan Damaskus mengenai pelanggaran batas wilayah tersebut.

Pemerintah Suriah membantah terlibat dalam ledakan bom mobil kembar yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, tetapi Ankara mengatakan telah menangkap para tersangka yang mengakuinya dan menuduh Damaskus menyeret Turki ke perang saudara di negara mereka.

Serangan yang mematikan itu menurut para pengamat menunjukkan peningkatan konflik di kawasan tersebut menjadi tingkat regional, sejak terjadi pada Maret 2011, dan merupakan kunci penting bagi Washington serta Moskow untuk menjadi penengah perundingan bersama yang akan mendorong perdamaian.

"Mereka ingin membawa kita ke jalur yang mengerikan," kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul. Ia menambahkan bahwa peristiwa itu membuat Turki "berhadapan" langsung dengan setiap provokasi yang mengarahkan negeri itu pada situasi tak menentu di Suriah.

Ketika berbicara ketika sedang berkunjung ke Jerman, Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu menyebut serangan itu telah "melanggar batas" dan memperingatkan bahwa Ankara mempunyai hak untuk mengambil langkah apapun dalam menanggapinya.

Alat-alat berat terlihat sedang dioperasikan untuk mengangkat puing-puing gedung yang rusak akibat ledakan bom pada Sabtu lalu di Reyhanli, kota yang paling banyak menampung pengungsi Suriah di Turki.

Damaskus membantah tudingankan yang menyebutkan mereka mendalangi serangan tersebut.

"Suriah tidak melakukannya dan tidak akan pernah melakukan perbuatan seperti itu karena nilai-nilai kami tidak dapat membenarkannya," kata Menteri Informasi Omran al-Zohbi.

"Erdogan yang harus ditanya mengenai tindakan ini. Ia dan partainya harus bertanggungjawab langsung," tambahnya.

Turki, anggota NATO menjaga jarak dari bekas sekutunya itu segera setelah Assad mematahkan protes kelompok pro-demokrasi pada 2011 di Suriah, demikian AFP.

(M007/C003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013