Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama Januari-Juni 2006 telah memberikan persetujuan terhadap 958 proyek dengan nilai total Rp125 triliun. "Persetujuan investasi mengalami pertumbuhan 52,33 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," kata Kepala BKPM M. Lutfi, di Jakarta, Rabu. Persetujuan Penanaman Modal Asing (PMA) selama periode itu mengalami peningkatan tipis yaitu 864 proyek dengan total nilai Rp58,01 triliun (5,98 miliar dolar AS) sedangkan pada periode yang sama 2005 hanya 808 proyek dengan nilai Rp57,52 triliun (5,93 miliar dolar AS). Sementara, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) secara nilai mengalami peningkatan yaitu dari Rp24,54 triliun menjadi Rp66,99 triliun sedangkan jumlah proyeknya turun dari 114 menjadi 94 proyek pada Januari-Juni 2006. Sektor industri kertas dan percetakan menempati peringkat pertama dalam persetujuan investasi PMDN dengan nilai Rp31,717 triliun dan 4 proyek. Peringkat kedua tertinggi, industri kimia dan farmasi dengan 12 proyek yang total nilainya Rp9,789 triliun. Sektor listrik, gas dan air diperingkat ketiga dengan 6 proyek senilai total Rp6,179 triliun, kemudian industri makanan sebanyak 11 proyek dengan nilai Rp5,377 triliun dan peringkat kelima sektor logam, mesin, dan elektronik dengan 10 proyek bernilai total Rp4,769 triliun. Permohonan ijin investasi PMDN terbesar dilakukan di provinsi Kalimantan Timur (Rp37,862 triliun dan 11 proyek), Sumatera Utara (Rp8,333 triliun dan 7 proyek), Kalimantan Barat (Rp4,271 triliun dan 7 proyek), Jawa Timur (Rp2,866 triliun dan 11 proyek) dan Jawa Tengah (Rp2,583 triliun untuk 2 proyek). Sedangkan peringkat 5 besar realisasi investasi PMA terjadi pada sektor industri konstruksi (1,557 miliar dolar AS dengan 22 proyek), industri mineral dan non logam (755,5 juta dolar AS dengan 12 proyek), industri makanan (626,8 juta dolar AS dengan 22 proyek), industri kimia dan farmasi (537,8 juta dolar AS dengan 24 proyek), dan sektor logam, mesin, dan elektronika (505,3 juta dolar AS dengan 42 proyek). Sementara permohonan ijin investasi asing terbesar di DKI Jakarta (1,153 miliar dolar AS dan 388 proyek), Jawa Barat (1,124 miliar dolar AS dan 117 proyek), Jawa Timur (1,018 miliar dolar AS dan 46 proyek), Sumatera Utara (522,2 juta dolar AS dan 15 proyek) dan Banten (397,7 juta dolar As dan 61 proyek). Sedangkan realisasi investasi PMA terbesar berasal dari Singapura (806,6 juta dolar AS dan 106 proyek), Malaysia (777,9 juta dolar AS dan 83 proyek), Inggris (636 juta dolar AS dan 62 proyek), Korea Selatan (492,8 juta dolar AS dan 172 proyek), dan Swiss (474,7 juta dolar AS untuk 1 proyek). Rencana penyerapan tenaga kerja PMDN dan PMA periode Januari-Juni 2006 totalnya mencapai 251.825 orang yang terbagi menjadi 80.327 orang dari rencana persetujuan PMDN dan 171.498 orang dari rencana persetujuan PMA. Lutfi menyebutkan beberapa persetujuan rencana investasi selama Juni 2006 yang menonjol antara lain PT. Siambalo (Industri pengecoran logam bukan besi dan baja) di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dengan nilai proyek Rp4 triliun, PT. Wachyuni Mandira yang bergerak di bidang pembibitan dan budidaya tambak udang dengan pola TIR terpadu dan industri pembekuan udang serta makanan ternak di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan senilai Rp1,906 triliun serta PT. Sebukit Poweer (pembangkit listrik tenaga uap) di Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat senilai Rp1,125 triliun.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006