Tokyo (ANTARA) - Wali Kota Meguro Eiji Aoki mengajak siswa-siswi Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) untuk mendapatkan pembelajaran kreatif terkait mitigasi bencana di Jepang.

Dalam keterangan pers Wali Kota Meguro di Tokyo, Kamis, Eiji menilai pembelajaran kreatif lewat berbagai jenis simulasi tetap menjadi alat pendidikan yang paling efektif bagi anak atau remaja usia sekolah.

"Apalagi, Meguro merupakan salah satu wilayah dengan jumlah orang asing terbanyak yang berasal dari 125 negara berbeda. Karena itu, upaya memastikan keamanan dan keselamatan seluruh warga harus menjadi prioritas agar tidak banyak korban berjatuhan saat bencana melanda," katanya.

Bertempat di Departemen Pemadam Kebakaran Kota Meguro, para peserta didik dari semua jenjang berkesempatan merasakan pengalaman langsung belajar dari para profesional mengenai upaya pengurangan dampak gempa bumi.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo Yusli Wardiatno menyebut pembelajaran kreatif mengenai mitigasi bencana dari Pemerintah Jepang ini sangat penting.

Dia berpesan seluruh siswa harus belajar secara serius perihal cara orang Jepang menghadapi bencana serta mengurangi dampak yang ditimbulkan.

"Praktik baik dari Jepang harus kita adopsi, khususnya dalam hal mengurangi jatuhnya korban dari bencana yang terjadi. Sebab, meski Jepang memiliki frekuensi bencana alam yang tinggi, jumlah korbannya tidak lebih banyak daripada yang ada di tanah air," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala SRIT Ari Driyaningsih menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran kreatif bagi para siswanya.

Ia berharap, para peserta didik dapat memanfaatkan momen itu untuk belajar dan menyerap semua informasi baik yang disampaikan.

"Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran para siswa akan bencana alam sekaligus menjadi pemantik agar mitigasi bencana diobrolkan di lingkungan keluarga," ucapnya.

Selain Wali Kota Meguro, acara tersebut juga dihadiri Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) sekaligus pengarah komite SRIT, Nuning Heri Akhmadi, Anggota Dewan Kota Meguro Kanako Kobayashi, Lurah Kotaki Hosoya, Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Kota Meguro Saito.

Pemerintah Jepang memiliki program latihan siaga bencana bagi seluruh siswa dari semua jenjang pendidikan yang diselenggarakan secara rutin.

Tahun ini, SRIT memperoleh rangkaian agenda yang lengkap, termasuk menjajal semua jenis simulasi yang ada di Departemen Pemadam Kebakaran Kota Meguro.

Di sana, para siswa diajarkan cara menggunakan alat pemadam kebakaran, seperti alat pemadam api portabel, mengikuti simulasi kebakaran di ruangan penuh asap, menikmati tayangan interaktif serta aktif berdiskusi mengenai gempa bumi, dan mencoba mobil simulasi gempa dengan skala magnitudo yang berbeda-beda.

Salah seorang siswa Kelas 12, Fariz Aditya Ramadhan, mengaku senang dapat menikmati pembelajaran langsung mengenai mitigasi bencana alam. Meski berlangsung selama hampir delapan jam, penyampaian materi dirasa sangat menyenangkan dan bermanfaat.

"Salah satu yang paling berkesan buat saya adalah saat berada di mobil simulasi gempa yang guncangannya seperti gempa berskala tujuh Magnitudo. Di situ semua orang sadar bahwa gempa bumi merupakan bencana yang sangat serius dan harus dihadapi dengan cara yang benar dan serius pula," ucapnya.

Model pembelajaran kreatif mitigasi bencana yang melibatkan banyak profesional, termasuk Departemen Pemadam Kebakaran Kota Meguro merupakan agenda yang digagas oleh Junior Chamber International (JCI).

JCI adalah organisasi nirlaba yang diketuai oleh Eita Aoki, anak Wali Kota Meguro, yang menyasar para pemuda agar mampu mengatasi persoalan lingkungan, termasuk memitigasi bencana alam.

Baca juga: Gempa 6,3 Magnitudo guncang Jepang barat
Baca juga: Banda Aceh lanjutkan kerjasama mitigasi bencana dengan Jepang
Baca juga: Dubes Jepang kenang bantuan Indonesia usai gempa Tohoku 10 tahun lalu


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Arie Novarina
COPYRIGHT © ANTARA 2023