Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menyebut kualitas udara Jakarta dalam kategori tidak sehat karena angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan index standar pencemar udara (ISPU) mencapai 169 pada Minggu hingga pukul 06.00 WIB.

Laman resmi https://silika.jakarta.go.id/, menyebutkan di antara lima wilayah, Lubang Buaya, Jakarta Timur memiliki angka PM2,5 sebesar 169 atau berada di antara patokan 101-199.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 101-199.

Sementara itu, kualitas udara baik berarti tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Lebih lanjut, kualitas udara sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika dengan dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah kota Jakarta lainnya terpantau sedang, yakni Bundaran HI Jakarta Pusat (105), Kelapa Gading Jakarta Utara (106), Jagakarsa Jakarta Selatan (84) dan Kebon Jeruk Jakarta Barat (85).

Sementara itu, situs pemantauan https://www.iqair.com/id/ pada Jumat pukul 06.45 WIB, Jakarta diklasifikasikan sebagai kota nomor empat dengan pencemaran udara tertinggi di dunia dengan air quality index (AQI) mencapai angka 162.

Sedangkan peringkat pertama jatuh pada Kampala, Uganda (181), kedua Karchi Pakistan (169) dan ketiga Lahore, Pakistan (162).

AQI di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2.5 saat ini sudah 15.3 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau, di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Perjuangan (Kebon Jeruk) dan Jimbaran (Ancol).
Baca juga: 109 gedung tinggi di Jakarta sudah pasang "water mist"
Baca juga: Jakarta jadi kota paling berpolusi nomor satu di dunia pada Sabtu pagi
Baca juga: Kasus ISPA di DKI Jakarta turun tujuh persen sejak dua minggu terakhir


Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2023