Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh melakukan normalisasi sungai di Desa Blang Buloh, Kecamatan Blang Mangat, kota setempat, sebagai upaya untuk mengurangi sedimentasi, serta memotong tanaman yang menghambat arus air dalam upaya mencegah bencana banjir.

“Walaupun kita sudah melakukan normalisasi, tapi kalau masyarakatnya tidak mawas diri untuk menjaga lingkungan ya tetap sama saja. Ini tidak akan bertahan lama kalau kita tidak sama-sama melakukan perubahan,” kata Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran di Lhokseumawe, Minggu.

Baca juga: New York City umumkan keadaan darurat setelah terjadi badai

Penanganan itu dilakukan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lhokseumawe, dengan mengerahkan satu unit alat berat untuk melakukan normalisasi sungai sepanjang 2,5 kilometer.

Daerah aliran sungai tersebut, kata dia, sering dilanda banjir ketika musim penghujan karena aliran arus sungai yang tidak berjalan baik.

“Dikarenakan wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara, maka kita juga mengharapkan kerja sama dari wilayah tetangga. Hal itu dikarenakan sungai kita tersambung, jika masih banyak sampah di aliran Aceh Utara maka pasti akan terseret hingga ke wilayah Kota Lhokseumawe,” ujarnya.

Baca juga: Gubernur New York: Banjir adalah normal baru akibat perubahan iklim

Normalisasi sungai tersebut akan dilakukan selama 20 hari ke depan untuk menangani semua penyebab banjir di wilayah Lhokseumawe.

Pengamatan Antara di lokasi, banyak material kayu, ranting kering dan pohon liar di tepi sungai yang menghambat aliran air di sungai tersebut sehingga rawan terjadi banjir.

Begitu juga limbah rumah tangga yang tersangkut di material kayu, juga kerap mengakibatkan aliran air tersumbat dan meluap ke pemukiman warga.

Baca juga: New York City berstatus darurat saat badai picu banjir dan kerusakan

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2023