Bogor, (ANTARA News) - Deteksi dini terhadap kondisi bagian dalam pohon sangat penting untuk mengetahui potensi tumbangnya pohon, sehingga kasus tumbangnya puluhan pohon di Bogor beberapa waktu lalu hingga memakan korban jiwa, bisa diantisipasi. Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak 2003 telah mempunyai alat pendeteksi kayu yang berasal dari Swiss, namun selama ini baru digunakan untuk penelitian di lingkungan IPB. Alat bernilai sekitar Rp75 juta dengan merk dagang "Sylvatest Duo" itu dibawa oleh seorang dosen Fakultas Kehutanan IPB, Lina Karlinasari saat mengambil program magister di Jerman. Lina mengatakan di Bogor, Jumat (7/7) alat nondestruktif (tidak merusak) ini menggunakan metode gelombang ultrasonic dan penggunaannya pun tidak begitu sulit. Dengan melubangi pohon dalam satu garis lurus sedalam 2 sentimeter, alat tersebut tinggal ditancapkan. Alat ini bisa digunakan untuk berbagai macam jenis pohon, jelas Lina. Dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk proses pendeteksian satu pohon. Kemudian pada layar monitor akan terdeteksi kecepatan gelombang ultrasonic. Apabila gelombang yang terdeteksi berada dibawah kecepatan normal 1500-1700 m/detik, berarti terdapat lubang pada batang pohon tersebut. Penggunaan alat akan maksimal dengan melakukan deteksi di tiga titik dengan jarak minimal 70 centimeter per satu pohon, jelas Lina. Dengan adanya alat pendeteksi ini bisa dilakukan seleksi pohon yang harus ditebang, serta menekan kemungkinan tumbangnya pohon. Sementara itu, staff Bagian Perlindungan Hutan Bidang Minat Hama Hutan, Dr. Noor Farikhah Heneda mengatakan kejadian tumbangnya pohon-pohon berumur ratusan tahun yang dipicu oleh angin puting beliung awal Juni lalu merupakan akibat proses fisiologi dalam pohon tersebut yang kurang sempurna. Menurut dia, tumbangnya puluhan pohon tersebut disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman. "Hama pohon bisa berasal dari serangga, sedangkan penyakit pohon bisa berasal dari virus, jamur dan bakteri," kata Noor. Oleh karenanya dibutuhkan data historis dari pohon tersebut, agar diketahui langkah yang diperlukan untuk penanggulangan hama dan penyakit. Data historis yang dibutuhkan antara lain tinggi pohon, diameter pohon, tinggi bebas cabang, lingkat pohon dan tahun tanam pohon, ungkap Naresworo Nugraho, Staff Laboratorium Keteknikan Kayu IPB. Kondisi bagian dalam pohon yang tumbang tersebut sudah banyak yang mengalami kerusakan, seperti adanya gerowong, lapuk, pecah dan retak. Oleh karena itulah dibutuhkan alat pendeteksi kayu dan pohon dengan mendeteksi kekuatan pohon yang memiliki potensi akan tumbang, kata Naresworo.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006