Semarang (ANTARA News) - Ribuan nyamuk jantan yang sudah dimandulkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional  dilepaskan di Kota Semarang Jawa Tengah untuk meminimalkan penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Pelepasan nyamuk jantan mandul ini sudah kami lakukan di tiga daerah, yakni Salatiga, Banjarnegara, dan Bangka Barat," kata peneliti dari Batan, Ali Rahayu di Semarang, Selasa.

Hasil evaluasi pelepasan nyamuk mandul di Salatiga, kata dia, sanggup menahan angka kasus selama tujuh bulan, di Banjarnegara menahan sampai enam bulan, sementara di Bangka Barat sampai tujuh bulan.

"Berarti, dalam setahun cukup dilakukan dua kali pelepasan nyamuk mandul untuk meminimalkan penyebaran DBD. Cara ini sangat efektif ketimbang fogging (pengasapan) dan tentunya lebih murah," katanya.

Ia menjelaskan nyamuk-nyamuk jantan itu dimandulkan melalui radiasi sinar gamma di Batan sehingga jika kawin dengan nyamuk betina akan menghasilkan telur-telur yang steril dan tidak bisa menetas.

"Nyamuk yang kami pilih adalah jenis Aedes aegypti. Kenapa kami pilih nyamuk jantan? Sebab, nyamuk jantan tidak merusak. Yang memakan darah adalah nyamuk betina karena untuk mematangkan telur," katanya.

Usia hidup nyamuk jantan yang belum kawin diperkirakan antara 1-1,5 bulan, kata dia, sebab setelah kawin akan mati, sementara nyamuk betina bertahan sampai dua bulan dan setelah bertelur akan mati.

"Dengan dilepaskannya nyamuk jantan yang mandul ini ke alam, harapannya akan terjadi kontak kawin dengan nyamuk-nyamuk betina sehingga menghasilkan telur steril. Ini kan bisa memutus rantai," katanya.


Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013