Tokyo (ANTARA News) - Defisit perdagangan Jepang meluas 70 persen lebih buruk dari perkiraan menjadi 8,6 miliar dolar AS pada April, demikian data yang dirilis pemerintah, Rabu.

Defisit perdagangan bulanan mencapai 879,9 miliar yen (8,6 miliar dolar AS), 69,7 persen lebih tinggi dari defisit tahun sebelumnya 518,4 miliar yen, data Kementerian Keuangan menunjukkan.

Defisit ini merupakan yang terbesar untuk April dalam perbandingan data resmi yang akan kembali ke 1979 dan juga lebih buruk dari kekurangan 620 miliar yen yang diperkirakan para ekonom dalam jajak pendapat oleh harian bisnis Nikkei.

Ekspor pada April naik 3,8 persen menjadi 5,78 triliun yen sedangkan impor melonjak 9,4 persen menjadi 6,66 triliun yen.

Rata-rata kurs yen adalah 96,01 terhadap dolar pada April terhadap 82,31 yen pada April 2012, berarti nilai mata uang Jepang turun hampir 17 persen selama setahun tersebut, data menunjukkan.

Nilai yen yang lebih rendah membantu eksportir Jepang tetapi di sisi lain menyulitkan tagihan impor.

Biaya impor yang lebih tinggi telah mengakibatkan harga bahan baku dan suku cadang lebih tinggi, yang menyebabkan harga eceran berbagai item mulai dari pangan hingga laptop lebih mahal.

Dengan yen yang mencapai posisi terendah beberapa tahun terhadap dolar, beberapa politisi sudah mulai menyuarakan kekhawatiran atas dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat.

Impor bahan bakar Jepang juga tetap tinggi karena sebagian besar reaktor nuklir masih belum beroperasi sejak gempa besar dan tsunami pada 2011 memicu kecelakaan atom terburuk di dunia dalam satu generasi.
(A026)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013