Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Air Tanah dan Tata Lingkungan Geologi Badan Geologi Adiar Usman meminta pemerintah daerah melakukan modifikasi cuaca untuk mengatasi air surut di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jabar karena kemarau panjang yang terdampak El Nino.

"Cara mitigasi yang dilakukan oleh pemda adalah dengan melakukan hujan buatan dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca," kata dia dihubungi di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan bahwa salah satu fungsi bendungan atau waduk untuk menyimpan air permukaan agar dapat dimanfaatkan pada musim kemarau seperti sekarang ini.

Baca juga: Pemerintah alokasikan Rp70 triliun untuk 65 bendungan

Kondisi kemarau saat ini, katanya, membuat pemenuhan kebutuhan air sehari-hari oleh masyarakat relatif terganggu karena pasokan berkurang.

"Mitigasi dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca nantinya bisa dilakukan pada lokasi daerah tangkapan air Bendungan Jatigede tersebut," katanya.

Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan, baik air konsumsi maupun irigasi persawahan, kata dia, masyarakat dapat memanfaatkan potensi air tanah yang dinilai masih dalam kondisi aman.

Cuaca ekstrem sebagai dampak El Nino menyebabkan Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang mengalami penyusutan debit air. 

Selain sebagai sumber air, bendungan itu untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas hingga 110 megawatt, pengendalian banjir di area seluas 14 ribu hektare, dan objek wisata.

Baca juga: Ridwan Kamil: Jatigede harus geliatkan ekonomi masyarakat Sumedang
Baca juga: Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede di Sumedang ambles

Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2023